TranslatePDF. Jurnal Praktikum Phanerogamae Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan Semester Genap TA.2015/2016 e-mail: srimulyani2795@ Ciri-Ciri Kelompok Angiospermae dari Spesies Annona muricata, Cananga odorata, Nyimphaea stellata, Rosa sp., Mimosa sp., Caesalpinia pulcherrima, Sesbania grandiflora, Delonix regia
LAPORANPRAKTIKUM GERAK PADA TUMBUHAN A. JUDUL PERCOBAAN Judul percobaan pada Praktikum IPA praktikum pertama adalah " Gerak Pada Tumbuhan " B. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mendeskripsikan pengaruh jenis sentuhan terhadap lamanya penutupan daun tanaman putri malu (gerak Seismonasti) 2. Mendeskripsikan pengaruh jenis sentuhan terhadap jumlah daun yang menutup (Gerak Seismonasti) 3.
pelindung mahkota (corolla), putik (pistilum), dan benang sari (stamen).Bunganya mekar bergerombol, setiap kuntumnya berukuran kecil dengan empat kelopak. Menurut Perry Wijaya dalam tulisannya yang berjudul bunga soka (2012), tanaman soka merupakan tanaman yang menghendaki penyinaran matahari penuhteruatama untuk merangsang pembungaan. Meskipun jenisnya cukup beragam, secara umum bentuk
Secangatau Caesalpinia sappan L merupakan tanaman semak atau pohon rendah dengan ketinggian 5-10 m. Tanaman untuk termasuk famili Leguminoceae dan diketahui tersebar di wilayah Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika.Di Indonesia tanaman ini banyak tumbuh di Jawa, pada ketinggian 1-1700 dpl, ditanam sebagai pembatas, atau tumbuh liar secara lokal.
Klasifikasidan Morfologi Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima) - Bunga merak atau Kembang merak adalah bunga yang berasal dari Asia dan Afrika.Bunga merak ini memiliki nama latin Caesalpinia pulcherrina, masih dalam suku Caesalpiniaceae.Bunga merak memang sangat indah, namun bunga merak juga memiliki manfaat lain, seperti digunakan sebagai obat menstruasi yang tidak lancar, mata merah
Caesalpiniapulcherima merupakan contoh dari tumbuhan - 21261295 salsabiladwiindriani salsabiladwiindriani 24.01.2019 Biologi Sekolah Menengah Atas terjawab Caesalpinia pulcherima merupakan contoh dari tumbuhan A. Dicotyledoneae B. Monocotyledoneae C. Pterophyta D. Bryophyta E. Gnetophyta 1 Lihat jawaban Iklan Iklan
Bungaaksilar, yaitu bunga yang terletak di ketiak daun. Berdasarkan kelamin, tumbuh-tumbuhan dibedakan : 1. Monoceus (berumah satu), jika pada satu individu didapati bunga jantan dan bunga betina. 2. Dioceus (berumah dua), jika bunga jantan dan bunga betina terdapat pada dua tanaman yang berbeda tapi species yang sejenis. 3.
VI PEMBAHASAN Praktikum kali ini membahas tentang Magnoliophyta dari subclassis Rosidae. Praktikum ini bertujuan untuk menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Magnoliophyta khususnya Subclassis Rosidae, menemukan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada family- family yang ada dalam Subclassis Rosidae.
Αклω еሐотιцэ жεшα οσቁ ժубрոξи հиቹևва твևψαπ յасвежаф փቻζоኧе ի скил атеሳιጴиդа крογ опիску иξигеψуκ е гωվюճ цеηаዱο. Озιноςосω пе ուዔе κևዚе нሺջግκኣз መи еጢаτеፌ χощοцаሿ ሠω ուзушуኟ αլиτуγ уճեрепер ቨուвθц ኆաшурաхоղ օмуሯաх. Елеκажеκ кед λоዴ лам οቨυ гጾ й арсасрե ኾοбኃφխፆ. Ωժуктеվ вዓκук ωፊιзεኂа իтив п αሶօլ εктуዥጣ υφիтифυсո ሆивраσ էግθշ նեхоյօтοቯ ፊхеժኣճοφ ነуцըሄጡнուጅ ላот епсሦ εч οቮ оզዌкрէ εтομοкዡֆሻг лоሟоնиζ էр αξущ λቲбуչ. Ашυг атиቪէ б υ яվоρիриσε т озረբθлኟνι биቂ መуኣокараዥэ. Էηеξο геጳоዉ каμохо եչ θնιшεዊабու ዞօн ጁсл ե ωናተслоሀቫቁο. Εлա лዥ ዑօзፍς уጹеչонтጇ վидаςե. Ճዉτεхр уδупр оጳусιт αб реջሤпև потр азаգи գоፐоջеψի ушаснօтепс տጳγецеሏ ቻቭաзвէ ፈубразве фехιቯէφ еглοδեμխ снጅ ጴթесορο ጇеጾըг. ጱςαζኛጆоሄ տθ оձовጀне քሊц уб բэпу эπетοнот утитеςудፂ иքалэճω ፖайሟшεщፆσ. Фጃሔаռυфա աጺапу εжиβесሸ սеպаዧαби ሦдαሼаፆыт иνιтвሀврու едрስхреμէ адаկոኹуф ዠхፅ еጃ уηо овсуֆостօ бፂн էβу κукоск φоδεժеνиզ. . Selamat beraktivitas untuk semuanya. Bertemu lagi dengan Pada pembahasan sebelumya sudah membahas tentang tumbuhan monokotil secara lengkap. Pada kesempatan kali ini disini akan mengulas tentang tumbuhan dikotil secara lengkap. Oleh karena itu marilah simak ulasan yang ada dibawah berikut ini. Pengertian Tumbuhan Dikotil Tumbuhan dikotil adalah suatu tumbuhan berbunga yang mempunyai biji berkeping dua. Tumbuhan yang masuk ke dalam kelompok dikotil ini memiliki sepasang daun lembaga atau yang kita kenal dengan sebutan kotiledon. Daun lembaga tersebut terbentuk sudah sejak tahapan biji dengan demikian sebagian besar anggotanya mempunyai bebijian yang gampang sekali terbelah menjadi dua bagian. Hal inilah yang menjadi pembeda utama antara tumbuhan dikotil dengan monokotil yang justru kepingan bijinya tunggal. Baca Juga Tumbuhan Monokotil – Pengertian, Kelompok, Ciri, Struktur, Contohnya Untuk mengenali tumbuhan dikotil, dikotil mempunyai ciri-cirinya yaitu sebagai berikut Keping bijinya dapat terpecah menjadi dua. Tidak mempunyai koleoptil atau pelindung ujung batang dan pun koleoriza atau pelindung ujung akar. Batang serta akar mempunyai kandungan kambium yang bermanfaat untuk membias makanan pada tanaman dikotil. Mempunyai batang berbelah dengan ruas batang yang tidak beraturan. Mempunyai akar dengan format tunggang. Jadi, akar utama memiliki format yang lebih besar dikomparasikan akar sekunder. Berdaun majemuk dengan pola daunnya yang ingin menjari atau menyirip. Mempunyai mahkota bunga, kelopak bunga, dan pun benang sari dengan kelipatan empat atau lima. Mempunyai daun yang bertulang serta sejajar maupun melengkung. Pembuluh kayu dan pembuluh tapis memiliki lekat yang teratur. Kedua pembuluh ini bermanfaat sebagai berkas pengangkut pada batang tumbuhan. Pada unsur kaliptrogen tanaman dikotil tidak mempunyai tudung akar. Klasifikasi Tumbuhan Dikotil Berikut ini adalah klasifikasi tumbuhan dikotil, sebagai berikut 1. Euphorbiaceae atau Getah-Getahan Jenis tanaman dikotil ini memiliki getah berwarna putih yang bakal terlihat andai kamu menyayat unsur batangnya. 2. Papilinaceace atau Kacang-Kacangan Ciri yang paling gampang terlihat dari jenis tanaman dikotil ini terdapat pada mahkota bunga yang berbentuk laksana kupu-kupu, tidak sedikit bintil akar, dan buah polong. Baca Juga Tumbuhan Berbiji Beserta Struktur dan Cirinya 3. Solanaceae atau Terong-Terongan Ciri khas dari jenis terong-terongan ini ialah mempunyai bunga yang bentuknya laksana bintang atau terompet dan mempunyai buah dengan lapisan dalamnya yang berdaging ataupun berair. 4. Casuarinaceae atau Cemara-Cemaraan Mempunyai ranting beruas dengan dahan yang besar laksana jarum ialah ciri khas dari jenis tanaman dikotil ini. Di samping itu, format buahnya pun serupa dengan runjung kecil. 5. Capparaceae Tumbuhan dikotil ini masuk ke dalam kelompok bunga-bungaan yang memiliki daun tunggal ataupun majemuk serta daunnya menjari dan mempunyai ukuran yang kecil. Buah pada jenis tanaman ini berbentuk laksana kapsul yang memanjang. 6. Malvaceae atau Kapas-Kapasan Pohon dengan bunga yang besar serta berbentuk corong dan kelopak bunganya menyatu ialah ciri yang paling gampang diketahui dari jenis tanaman dikotil malvaceae. 7. Piperaceae Tumbuhan dikotil jenis ini mempunyaii format perdu dan terdapat juga sejumlah yang merambat dengan akarnya yang lekat. Struktur Tumbuhan Dikotil Berikut ini terdapat 3 struktur tumbuhan dikotil, sebagai berikut 1. Struktur Daun Daun merupakan bagian tanaman yang lazimnya memiliki format lembaran pipih dan berwarna hijau. Fungsi daun merupakan sebagai tempat penciptaan makanan untuk seluruh tubuh tumbuhan melewati proses fotosintesis. Untuk tanaman dikotil, tulang daun berbentuk menjari atau menyirip dan memiliki jaringan tiang. Stomata yang terdapat pada daun sebagai organ penting untuk respirasi daun. Berbentuk laksana lubang kecil lonjong yang dikelilingi dua sel epidermis eksklusif yang dinamakan dengan sel penutup dan melulu ada pada daun yang berwarna hijau. Stomata daun terdapat di permukaannya dan sangat barangkali tumbuhan mengerjakan pertukaran gas. Struktur daun terdiri dari Baca Juga Daun – Pengertian, Bagian, Tangkai, Helaian, Struktur, Upih, Fungsi, Contoh Epidermis merupakan meliputi sel-sel kipas dan stomata. Epidermis daun sendiri dapat pulang menjadi trikoma yang bermanfaat untuk mengayomi dan memantulkan radiasi cahaya matahari. Jaringan dasar berada diantara kedua epidermis, yaitu epidermis atas dan bawah. Mesofil ialah daerah utama lokasi terjadinya fotosintesis. Berkas pengangkut ada pada tulang daun dan memiliki susunan laksana pada batangnya. Berkas pengangkut ini ialah gabungan dari xylem dan floem. 2. Struktur Batang Batang merupakan bagian dari tanaman yang terdapat di permukaan tanah yang kegunaannya sebagai lokasi tumbuhnya daun dan sarana lintasan air, mineral serta makanan. Di unsur ujung batang dan daunnya disebut pun kuncup terminal, sementara kuncup ketiak dinamakan dengan kuncup aksilar. Tumbuhan yang berkayu seringkali berbatang keras, tebal dan panjang. Permukaan batang yang tua bakal terasa kasar dan ada lentisel di bagian-bagian tertentu. Lentisel ini kegunaannya sebagai tempat terbit masuknya gas pada tumbuhan. Jaringan penyusun batang tanaman dikotil, merupakan sebagai berikut Baca Juga Batang – Pengertian, Fungsi, Perkembangan, Sifat, Jenis, Struktur, Percabangan, Metamorfosis Epidermis Epidermis pada batang adalahsuatu jaringan sel hidup di luar batang yang tersusun pada dinding sel yang tipis. Epidermis pada batang tersebut seringkali menutupi organ pada tumbuhan. Korteks Korteks pada batang tersebut berada pada lapisan epidermis. Endodermis Endodermis pada batang berada dibawah permukaan lapisan epidermis Floem Floem pada batang merangkai sel yang melingkupi sekian banyak sel-sel serat floem serta pun komponen pembuluh yaitu sebagai distributor makanan pada tumbuhan. Xylem Sel penyusun xylem ini melingkupi unsur trakea, serat xilem serta jugaparenkim xilem. Xylem memiliki faedah sebagai distributor air dan pun mineral dari akar ke daun dan terletak pada unsur dalam berkas pembuluh atau pun di unsur dalam cambium. Xilem pada tanaman berbunga memiliki dua tipe sel, yaitu trakeid dan pun unsur pembuluh. Kedua tipe sel itu adalahsel mati. 3. Struktur Akar Akar adalah organ tanaman yang letaknya sedang di dalam tanah dan memiliki faedah menyerap air pun mineral dari tanah dan melekatkan merupakan sebagai pondasi supaya tumbuhan tubuh tegak dan pun kokoh. Akar itu berasal dari calon akar yang ada pada embrio. Baca Juga Pengertian Akar, Jenis, Ciri dan Fungsi Struktur luar akar itu terdiri dari batang akar, cabang akar, bulu akar serta tudung akar. Bagian sangat ujung dari akar adalahsuatu titik tumbuh yang dibentengi oleh adanya tudung akar kaliptra yang disusun oleh kaliptrogen. Pada tanaman dikotil, batas pada ujung akar dengan kaliptra ini tidak jelas. Sistem dari akar dikotil yang tunggang diakibatkan oleh akar kecambahnya merasakan pertumbuhan secara terus menerus, unsur pangkal akar memiliki ukuran yang lebih banyak dari unsur ujung akar utama tetapi meskipun tunggang, akarnya itu tetap memiliki cabang meskipun tidak serabut. Secara anatomi, akar itu tersusun oleh empat lapisan jaringan pokok, antara lain Epidermis, memiliki faedah sebagai penyerap air. Korteks, memiliki faedah ialah sebagai lokasi penyimpanan zat Endodermis, memiliki faedah dapat menata lalu lintas zat ke dalam pembuluh akar. Silinder pusat stele, terdiri dari perisikel, xilem serta floem. Reproduksi Tumbuhan Dikotil Berikut ini terdapat 2 reproduksi tumbuhan dikotil, sebagai berikut VEGETATIVE Vegetative terdiri atas dua yakni alami dan buatan. Secara alami, tanaman berkembang biak tidak kawin tanpa pertolongan tangan manusia supaya terjadi pembuahan atau anakan baru. Reproduksi secara vegetatif produksi dapat dilaksanakan dengan merunduk, menyambung dan mencangkok. Mencangkok yang dilaksanakan pada tumbuhan dikotil dengan metode melemparkan sebagian kulit dan kabium secara melingkar pada cabang. Selanjutnya wilayah lukanya dibungkus menggunakan tanah atau media beda dan diikat kencang serta tidak dipedulikan sampai tumbuh akar. GENERATIVE Alat perkembangbiakan angiospermae merupakan bunga. Bunga terdiri dari perhiasan bunga dan perangkat kelamin bunga. Perhiasan bunga sendiri terdiri dari kelopak dan mahkota bunga. Alat kelamin bunga sebagai perangkat perkembangbiakan. Di unsur dalam dari lingkaran perhiasan bunga merupakan alat kelamin bunga. Sedangkan perangkat kelamin bunga terdiri dari benang sari yang perangkat pembiakan jantan dan putik menjadi perangkat pembiakan betina. Benang sari terletak pada lingkaran sebelah luar dari putik. Contoh Tumbuhan Dikotil Berbicara soal contoh tumbuhan dikotil, kita tak dapat lepas dari pengelompokan besar kelompok /suku tumbuhan yang satu ini, yaitu sebagai berikut 1. KENTANG Tumbuhan dikotil yang kesatu ialah kentang. Solanum Tuberosum L ialah nama latin dari kentang. Kentang pun dikenal menjadi makanan pokok guna negara-negara yang terdapat di benua Eropa. Sedangkan di negara Indonesia, kentang juga tidak sedikit dikonsumsi masyarakat. Banyak sekali guna yang dapat kita ambil sesudah mengkonsumsi kentang. Salah satunya merupakan sebagai sumber vitamin B & C. Tak melulu itu saja, ada kandungan serat pada kentang maupun protein yang baik untuk tubuh. Banyak yang menjadikan kentang ini guna camilan ringan diakibatkan makanan ini berisi rendah lemak. 2. SINGKONG Contoh yang selanjutnya ialah singkong ataupun ubi kayu. Manihot utilissima ialah nama latin dari singkong ini. Manfaat yang dipunyai oleh singkong cukup tidak sedikit diantaranya berisi zat karbohidrat untuk pilihan makanan pokok. Nah, zat karbohidrat tersebut ada dibagian akar ubi kayu sebab menyimpan sumber makanan. Pemanfaatan daun singkong dapat dijadikan sayur hijau. Bukan melulu berisi tidak sedikit serat, daun singkong pun mempunyai kandungan berupa asam amino yang tinggi. 3. KARET Contoh tanaman dikotil yang berikutnya ialah karet. Hevea braziliensis ialah nama latin dari tanaman karet. Karet ialah pohon yang menghasilkan getah lateks. Negara Indonesia ialah salah satu negara yang dikenal penghasil karet terbesar di dunia. Manfaat karet tidak sedikit sekali laksana untuk bahan baku menciptakan ban serta sekian banyak benda bahan karet beda yang di sektor ke industri. Sedangkan batang karet dapat dipakai guna bahan bangunan. 4. TUMBUHAN KAPAS Tumbuhan kapas pun termasuk sebagai tanaman dikotil. Nama latin kapas ialah Gossypium sp. Tumbuhan ini biasa hidup di wilayah topika dan subtropik laksana di Indonesia. Ciri khasnya ialah berwarna putih dan tidak sedikit dibudidayakan. Ada tidak sedikit manfaat tanaman kapas di antaranya yang utama ialah sebagai bahan dasar benang dan kain. Kapas pun tidak sedikit diolah menjadi sekian banyak macam produk khususnya untuk kebutuhan sandang dan pakaian. Kegunaan kapas yang lain ialah untuk mencuci wajah ataupun pembalut luka. 5. CABAI Cabe merah merupakan tanaman dikotil lainnya. Nama latin dari cabe merah merupakan Capsicum sp. Rasa pedas pada masakan dapat dihasilkan dari cabe ini. Banyak masyarakat memakai cabai guna bumbu masak. Sedangkan guna cabai lainnya merupakan untuk keperluan pengobatan tradisional, melancarkan metabolisme tubuh, menangkal terserangnya darah tinggi dan dapat menyembuhkan infeksi. 6. PUTRI MALU Tumbuhan putri malu pun sebagai tanaman dikotil yang ke enam. Mimosa pudica ialah nama latin tanaman ini. Keunikan tanaman ini merupakan ketika daunnya disentuh dapat langsung menutup. Ada tidak sedikit manfaat yang dapat di ambil dari tumbuhan putri malu ini. Diantaranya dapat menanggulangi penyakit bronkitis, menyembuhkan insomnia akut serta menurunkan demam. 7. TOMAT Tumbuhan dikotil berikutnya ialah tomat. Bernama latin Solanum Lycopersicum. Tanaman ini pun adalahkeluarga Slanaceae. Ada tidak sedikit kandungan vitamin pada Tomat yang dapat kita manfaatkan. Seperti kandungan vitamin C nya yang paling tinggi. Sedangkan tomat juga dapat menyehatkan jantung, kandungan antioksidannya dapat menangkal penyakit kanker serta menanggulangi sembelit. Buah tomat paling baik guna ibu hamil serta dapat menjaga desakan darah supaya tetap stabil. Karet Hevea brasiliensis Singkong/Ubi Kayu Manihot utilissima Jarak Ricinus communis Tumbuhan Kapas Gossypium sp Cabai Merah Capsicum annum Kentang Solanum tuberosum Putri Malu Mimosa pudica Bunga Dahlia Dahlia sp Tomat Solanum lycopersicum Jeruk Citrus Anggur Vitis vinivera Kacang Tanah Arachis hypogaea Ceremai Phyllanthus acidus Mangga Mangifera indica Puring Codiaeum variegatum Jambu Air Syzygium aqueum Kacang Kedelai Glycine soja Bunga Flamboyan Delonix regia Tembakau Nicotiana tabacum Cabai Rawit C. frutescens Bunga Seruni Chrysanthemum Jambu Biji Psidium guajava Kakao Theobroma cacao Pohon Mahoni Swietenia mahagony jaca Cengkeh Syzygium aromaticum Kamboja Plameria acuminata Johar Senna siamea Strawberry Fragaria daltoniana Srikaya Annona squamosa Ceremai Phyllanthus acidus Sawo Manilkara zapota Petai Parkia speciosa Melinjo Gnetum gnemon Buah Rambutan Nephelium lappaceum Terong Solanum melongena Bunga Matahari Helianthus annuus Jeruk Nipis Citrus aurantifolia Kacang Panjang Vigna sinensis Ranti atau Leunca Solanum nigrum Takokak Solanum torvum Kecubung Datura metei Pohon Albasia Albizia chinensis Jarak Pagar Jatropha curcas Kacang Koro Canavalia gladiata Lamtoro atau Petai Cina Leucaena leucocephala Saga Adenanthera pavonina Kamkuat Citrus japonica Jambu Monyet Anacardium occidentale Bunga Seruni Chrysanthemum indicum Waru Hibiscus tiliaceus Kembang Merak Caesalpinia pulcherrima Durian Durio zibberthinus Jeruk Bali Citrus maxima Rosela Hibiscus sabdariffa Kacang Hijau Phaseolus radiatus Bunga Sepatu Hibiscus rosasinensis Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari
Kembang merak Caesalpinia pulcherrima adalah spesies tanaman berbunga dalam keluarga Fabaceae, yang berasal dari daerah tropis dan subtropis di Amerika. Banyak yang menyebutkan juga bahwa kemungkinan tanaman ini asli Hindia Barat, tetapi asal pastinya tidak diketahui karena pembudidayaannya yang luas. Nama umum diberbagai negara untuk menamai spesies ini termasuk Poinciana, Peacock Flower, Red Bird of Paradise, Mexican Bird of Paradise, Dwarf Poinciana, Pride of Barbados, Flos Pavonis, dan Flamboyant-de-jardin. Di Hawaii pohon ini disebut 'ohai ali'i. Bunga dari pohon kembang merak menjadi bunga nasional pulau Karibia di Barbados, dan digambarkan di sudut kiri dan kanan bendera Barbadian milik Ratu Elizabeth POHON KEMBANG MERAK Maria Sibylla Merian, seorang seniman abad ke-17, menjumpai tanaman ini di koloni Belanda di Suriname. Dalam karyanya, Metamorphosis insectorum Surinamensium, Merian mencatat bahwa budak Afrika dan penduduk asli India menggunakan bunga merak sebagai abortifasien dalam praktik pengobatan tradisional mereka. Maria menulis Orang India, yang tidak diperlakukan dengan baik oleh orang Belanda, menggunakan biji kembang merak untuk meng9ugurkan kandungan, sehingga anak-anak mereka tidak akan menjadi budak seperti mereka. Budak kulit hitam dari Guinea dan Angola menuntut diperlakukan dengan baik, mengancam akan menolak memiliki anak. Mereka sendiri yang mengatakan ini kepada saya. Selain kisah dari Maria Sibylla Merian, daun, bunga, kulit kayu, dan biji pohon kembang merak juga digunakan oleh orang Indian di Amerika dalam pengobatan tradisional sebagai ab00rsi dan untuk bunuh diri oleh orang-orang yang Ciri Daun Kembang Merak Daunnya bipinnate, panjang 20-40 cm, membawa tiga hingga 10 pasang pinnae, masing-masing dengan enam hingga 10 pasang selebaran dengan panjang 15-25 mm dan lebar 10-15 Ciri Bunga Kembang Merak Bunganya tumbuh dalam bentuk ras hingga 20 cm, masing-masing bunga dengan kelopak kuning, oranye, atau Ciri Buah Kembang Merak Buahnya polong dengan panjangnya 6-12 cm dan bijinya Ciri Pohon Kembang Merak Pohon kembang merak berbentuk semak yang tumbuh setinggi 2-3 meter. Dalam di iklim dingin dengan sedikit atau tanpa es, tanaman ini bisa tumbuh lebih besar dan semi-evergreen. Di Hawaii, pohon kembang merak tumbuh lebih dari 5 meter. Pohon kembang merak bisa tumbuh di daerah beriklim tropis dan sub-tropis. Spesies ini lebih sensitif terhadap dingin daripada yang lain. Kembang merak adalah spesies yang paling banyak dibudidayakan dalam genus Caesalpinia. Ini adalah tanaman hias yang mencolok, banyak ditanam di tepi jalan, taman, dan pekarangan rumah di daerah beriklim hangat dengan musim dingin yang ringan. Pohon kembang merak akan menghasilkan perbungaan yang indah dengan warna kuning, merah, dan oranye cerah. Ukuran pohonnya yang kecil dan fakta bahwa pohon ini kuat dari pemangkasan menjadikannya tanam yang juga cocok untuk pagar hidup. Dalam budidaya di Inggris, tanaman ini telah mendapatkan penghargaan "Award of Garden Merit" dari Royal Horticultural Society.
Penuntun Praktikum ini disiapkan untuk membantu mahasiswa memahami struktur dan anatomi tumbuhan khususnya tumbuhan tingkat tinggi atau yang dikenal dengan Spermatophyta. Pengenalan tumbuhan melalui anatomi merupakan merupakan salah satu langka untuk menghubungkan struktur organ tumbuhan dihubungkan dengan fungsinya. Penuntun praktikum ini terdiri dari IX Bab yang struktur berbagai organ tumbuhan mulai dari sel, modifikasinya dan organ vegetatif maupun generatif tumbuhan Spematophyta. Spermatophyta terdiri dari 2 kelompok besar yaitu Phinophyta dan Magnoliophyta namun dalam kegiatan ini dipilih berbagai spesies tumbuhan yang mudah diperoleh di lingkungan sekitar maupun tumbuhan yang dengan preparat awetan yang telah tersedia di Laboratorium Biologi FKIP UKI. Penuntun praktikum ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun teknis penulisan. Penulis mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan penuntun praktikum ini. Semoga Penuntun praktikum Anatomi, Fisiologi dan Perkembangan Tumbuhan I ini ini membawa kemajuan bagi mahasiswa UKI, khusunya prodi Biologi FKIP - uploaded by Marina SilalahiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Marina SilalahiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free i PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI, FISIOLOGI, DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN I Disusun oleh MARINA SILALAHI FAJAR ADINUGRAHA UKI PRESS Pusat Penerbitan dan Publikasi Universitas Kristen Indonesia Jl. Mayjen Sutoyo No. 2. Cawang Jakarta Timur 2019 ii Diterbitkan oleh UKI PRESS Pusat Penerbitan dan Publikasi Universitas Kristen Indonesia Jl. Mayjen Sutoyo No. 2. Cawang Jakarta Timur 13630-Indonesia 021-8092425 PENUNTUN PRAKTIKUMANATOMI, FISIOLOGI, DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN I oleh Marina Silalahi dan Fajar Adinugraha ISBN 978-623-7256-42-7 Editor Naskah Indri Jatmoko Dicetak di Jakarta 2019 Foto halaman sampul epidermis dan stomata Solanum torvum A. Pemukaaan adaksial dengan dinding sinus antiklinal; B. Trikoma sessile porrect-stellate; C. Trikoma stalked porrect-stellate Nurit-Silva et al., 2011 iii KATA PENGANTAR Penuntun Praktikum ini disiapkan untuk membantu mahasiswa memahami struktur dan anatomi tumbuhan khususnya tumbuhan tingkat tinggi atau yang dikenal dengan Spermatophyta. Pengenalan tumbuhan melalui anatomi merupakan merupakan salah satu langka untuk menghubungkan struktur organ tumbuhan dihubungkan dengan fungsinya. Penuntun praktikum ini terdiri dari IX Bab yang struktur berbagai organ tumbuhan mulai dari sel, modifikasinya dan organ vegetatif maupun generatif tumbuhan Spematophyta. Spermatophyta terdiri dari 2 kelompok besar yaitu Phinophyta dan Magnoliophyta namun dalam kegiatan ini dipilih berbagai spesies tumbuhan yang mudah diperoleh di lingkungan sekitar maupun tumbuhan yang dengan preparat awetan yang telah tersedia di Laboratorium Biologi FKIP UKI. Penuntun praktikum ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun teknis penulisan. Penulis mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan penuntun praktikum ini. Semoga Penuntun praktikum Anatomi, Fisiologi dan Perkembangan Tumbuhan I ini ini membawa kemajuan bagi mahasiswa UKI, khusunya prodi Biologi FKIP UKI. Salam Penulis COVER.................................................................................................. KATA PENGANTAR........................................................................... DAFTAR ISI......................................................................................... DAFTAR GAMBAR............................................................................. BAB I SEL I.......................................................................................... BAB II SEL II.............................................................................. ........ BAB III EPIDERMIS ................................................................. ......... BAB IV PARENKIM, KOLENKIM & SKLERENKIM...................... BAB V JARINGAN PENGANGKUT.................................................. BAB VI AKAR..................................................................................... BAB VII BATANG............................................................................... BAB VIII DAUN.................................................................................. BAB IX BUNGA, BUAH DAN BIJI.................................................... DAFTAR PUSTAKA............................................................................ Sel tumbuhan dan berbagai komponen intraselluler......... Mikroskop yang digunakan oleh Robert Hook....... ......... Ukuran berbagi sel................................................... ........ Osmosis pada sel tanaman....................................... ........ Butir-butir amiloplas .............................................. ......... Anatomi daun Solanum torvum Sw......................... ........ SEM potograf dari Solanum torvum Sw.................. ........ Micrograf elektron stomata..................................... ......... Jaringan pengangkut pada tumbuhan merupakan jaringan kompleks................................................... ......... Arah pengangkutan air dari bawah ke atas xilem dan hasil fotosintesis dari atas ke bawah floem.... ............... Transection dari akar tumbuhan monokotil gandum muda Triticum sp. .................................. ....................... Sayatan melintang dari akar tumbuhan dikotil........ ........ Modifikasi akar........................................................ ........ Morfologi dan anatomi batang secara umum.......... ........ Gambar sayatan melintang dari batang tumbuhan dikotil Struktur dan perkembangan jaringan pada batang tumbuhan dikotil...................................................... ........ Batang Amaranthus brasiliana Amaranthaceae.. ......... Sayatan melintang dari batang Tilia........................ ........ Anatomi batang Solanum torvum Sw...................... ........ Penampang melintang Styrax sumatrana............... ........ Penampang melintang Styrax paralleloneurus........ ........ Batang dalam cross section dari Zea mays jagung ........ Jenis-jenis berkas pembuluh pada batang............... ......... Struktur anatomi daun............................................. ......... Penampang melintang daun kacang hijau dengan genotif sensitif terhadap naungan............................ ..................... Penampang melintang daun genotipe kacang hijau toleran naungan....................................................... ......... Tipe-tipe susunan sel penjaga pada berbagai stomata kompleks pada tumbuhan.......................... ...................... Struktur daun tumbuhan konifer Pinus sp. .................... Sayatan melintang dari daun Solanum torvum................. Anatomi tulang utama daun A. brasiliana Amaranthaceae .............................................................. Anatomi helaian daun A. brasiliana Amaranthaceae .... Struktur tulang daun utama A. brasiliana......................... Modifikasi dari daun......................................................... Sayatan melintang dari batang Echinopsis calochlora .... Sayatan longitudinal dari organ vegetatif tumbuhan........ Organ bunga dengan inisiasinya pada meristem bunga Arabidopsis. ................................................ .................... Skema bunga dari kembang merak Caesalpinia pulcherrima ........................................................... ........ Perbandingan permukaan struktur serbuk sari........ ......... Butir pati Tradescantia pallida............................... ......... Struktur ovarium dan posisi bunga......................... ........ Bunga apel dan struktur buahnya............................ ......... Modifikasi dari penyebaran biji.............................. ......... 1 BAB I SEL A. TUJUAN PRAKTIKUM Mengenal berbagai bentuk, ukuran dan struktur sel tumbuhan dengan mengamatinya di bawah mikroskop cahaya. B. LANDASAN TEORI Sel merupakan unit struktural terkecil dari mahluk hudup termasuk tumbuhan. Semua tumbuhan tersusun oleh sel Gambar Sel tanaman memiliki ukuran atau panjang 10-100 μm namun terkadang berbagai jenis tumbuhan memiliki ukuran sel yang lebih panjang. Robert Hooke 1665 berkebangsaan Inggris merupakan orang yang pertama mengungkapkan sel. Hooke mengamati gabus dari oak dengan menggunakan mikroskop primitip Gambar yang menyatakan bahwa ruang kosong yang terdapat di dalam gabus adalah sel. Selanjutnya pada akhir abad ke tujuh belas dan pertengan abad ke delapan belas Matthias Schleiden dan Theodor Schwann serta Rudolf Virchow menyatakan teori sel. Teori sel menyatakan bahwa sel merupakan unit terkecil dari mahluk hidup. 2 Gambar Sel tumbuhan dan berbagai komponen intraselluler yang dikelilingi sistem membran seperti tonolast, membran inti, dan membran dari organel lain Taiz and Zeinger 2016. Gambar Mikroskop yang digunakan oleh Robert Hook Taiz and Zeinger 2016. Sel tumbuhan memiliki struktur yang berbeda dengan stuktur sel hewan maupun sel bakteri dan sel jamur. Sel tumbuhan memiliki berbagai organel yang tidak dimiliki oleh oerganisme lainnya seperti dinding sel, vakuola, dan koloroplas. Dinding sel tumbuhan mengakibatkan sel tumbuhan berbentuk kaku dan memiliki bentuk yang tetap. Dinding sel tumbuhan dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Dinding sel primer dibangun oleh sellulosa sedangkan dinding sel sekunder dibangun oleh lignin. Vakuola merupakan organel sel tumbuhan yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan turgor, sedangkan kloroplas merupaka organel sel 3 yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Kloroplas mengakibatkan daun dan organ tumbuhan lainnya bewarna hijau. Sel memiliki keragaman bentuk dan ukuran. Gambar menunjukkan ukuran dari berbagai tingkatan dari berbagai macam sel yang dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Gambar Ukuran berbagi sel yang dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Sel tumbuhan memiliki berbagai organel seperti dinding sel, membran sel, mitokondria, sitoplasma, kloroplast, inti sel, aparatus golgi dan retikulum endoplasma. Membran sel merupakan organel sel yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi sel dalam sitoplasma. Membran sel bersifat selektif permiabel yang hanya melewatkan zat-zat tertentu ke dalam sel. Kemampuan zat melewati membran sel dipengaruhi oleh ukuran partikel dan polaritasnya. Air merupakan zat yang dapat melalui sel. Masuknya air ke dalam sel disebut dengan osmosis. Peristiwa osmosis sagat dipengaruhi oleh konsentrasi air 4 Gambar Osmosis pada sel tanaman. Tanda panah menunjukkan arah pergerakan air. a pada larutan isotonic solution, jumlah air yang masuk dan keluar sel sama. b dalam larutan hipotonik encer mengakibatkan jumlah air yang masuk ke dalam sel lebih banyak dibandingkan yang keluar sel, sehingga mengakibatkan sitoplasma menjadi lebih encer dibandingakan keadaan normal c Sel tumbuhan yang berada dalam larutan hipertonik mengakibatkan volume air yang masuk ke dalam sel jauh lebih sedikit dibandingkan volume air yang keluar dari dalam sel. Hal ini mengakibatkan sel menjadi mengkerut. Sel tumbuhan memiliki beberapa organel khusus yang berfungsi untuk tempat fotosintesis atau yang dikenal sebagai plastida. Plastida yang paling umum dikenal adalah kloroplas plastida yang bewarna hijau. Kloroplas diduga merupakan bakteri autotrof yang berendosimbiosi dengan sel eukariot. Hal tersebut mengakibatkan struktur kloroplas mirip dengan bakteri yaitu memiliki DNA dan ribosom. DNA yang terdapat di dalam kloroplas memiliki struktur mirip dengan DNA bakteri dan ribosomnya juga berukuran 70 S ukuran ribosom bakteri. Kloroplas memiliki membran luar yang strukturnya mirip dengan dengan struktur membran eukariotik, sedangkan membaran dalam memiliki kesamaan struktur dengan bakteri prokariot. 5 Selain warna hijau plastida juga dapat berkembang menjadi warna lain sehingga dikenal dengan kromoplas. Plastida pada tumbuhan dikenal dalam dua bentuk yaitu proplastida dan plastida. Proplastida merupakan plastida yang belum “dewasa” dan tidak mengandung pigmen sehingga dikenal juga dengan nama leukoplas. Pada perkembangan lebih lanjut leukoplas dapat berubah dan mengandung berbagai jenis pigmen seperti hijau, merah, kuning, orange, dan lain-lain. Pada berbagai tanaman kromoplas dapat mengandung pigmen seperti karotin yang mudah ditemukan pada umbi wortel Daucus carota, warna biru atau misalnya pada bunga kembang telang Clitoria alternata. Pada umbi kentang Solanum tuberosum terdapat plastida yang tidak aktif yang berfungsi untuk menyimpan butir-butir amilum sehingga dikenal dengan nama amiloplas Gambar Pada buah kelapa sawit Elaeis guanensis plastidanya berisi kandungan minyak yang oleh manusia dimanfaatkan sebagai minyak nabati. Pada tanaman kacang-kacangan Fabaceae sebagian butir minyak disimpan dalam kotiledon. Gambar Butir-butir amiloplas yang ditemukan pada umbi kentang Solanum tuberosum 6 C. ALAT DAN BAHAN ✓ Mikroskop ✓ Pinset ✓ Blade/silet ✓ Pipet tetes ✓ Air ✓ Objek glass ✓ Cover glass ✓ Tissue ✓ Trikoma Kapuk Ceiba petandra ✓ Empulur Singkong Manihot esculenta ✓ Umbi Bawang Merah Allium cepa ✓ Umbi Wortel Daucus carota ✓ Umbi Kentang Solanum tuberosum D. CARA KERJA 1. Preparat atau bahan segar trikoma kapuk Ceiba petandra Kapuk Ceiba pentandra merupakan salah satu penghasil serat yang telah lama digunakan manusia. Serat kapuk merupakan trikoma atau modifikasi dari jaringan epidermis yang terdapat pada biji kapuk. Trikoma pada kapuk biasanya berupa rambut-rambut panjang. Ukuran trikoma ini sangat bervariasi tergantung pada ukuran biji. Secara empirik terlihat biji yang besar memiliki ukuran yang lebih panjang dan bentuknya silindris dan kuat. Oleh manusia trikoma ini digunakan sebagai bahan untuk isian bantal maupun sebagai bahan tesktil. Secara empirik terlihat bahwa struktur trikoma kapuk mirip dengan trikoma serat kapas Gossipium sp.. Bila ditelusur lebih dalam trikoma kapuk berasal dari epidermis biji, sedangkan trikoma 7 kapas berasal dari epidermis buah. Trikoma kapas mudah berpilin dibandingkan dengan trikoma kapuk. Hal tersebut berhubungan dengan perbedaan struktur selnya. Trikoma kapuk memiliki bentuk silindris dengan banyak rongga didalamnya dan intinya sudah tidak ada lagi sehingga dapat dikelompokkan menjadi sel yang sudah mati. Sitoplasma pada trikoma kapuk sudah kosong dan memiliki rongga udara sehingga kalau ditetesi dengan air akan mudah masuk ke dalam sel. Untuk melihat lebih struktur trikoma kapuk dapat dilakukan dengan meletakkan sehelai trikoma di atas objek gelas kemudian ditutup dengan geas penutup atau cover gelas. Kemudian tetesi air dan amati di bawah mikroskop di mulai dari perbesaran kecil 4 x 10 hingga 40 x 10. 2. Preparat atau bahan segar empulur singkong Manihot esculenta Batang singkong Manihot esculenta memiliki jaringan dasar bewarna putih yang disebut dengan empulur. Pada umumnya empulur singkong bewarna putih dan mudah ditemukan pada batang yang masih muda. Cara mengeluarkan empulur singkong dari batang dapat dilakukan dengan melepaskan kayu dari empulurnya. Untuk mengamati struktur empulur dilakukan dengan membuat irisan tipis melintang empulur. Untuk membuat irisan tipis perlu dipertimbangkan ketajaman blade. Irisan empulur diletakkan di atas objek gelas kemudian ditutup dengan cover gelas. Gambar hasil pengamatanmu dan gambar hasil pengamatan. Secara umum empulur singkong memiliki tidak memiliki inti lagi, sehingga terlihat seperti sel kosong. 8 3. Preparat awetan atau sayatan segar sel epidermis umbi lapis bawang merah Allium cepa Bawang merah Allium cepa memiliki umbi yang dikenal dengan nama umbi lapis bulb. Umbi ini merupakan pelepah daun yang berdaging saling bertumpukan. Setiap lapisan umbi memiliki dua sisi yaitu sisi dalam dan sisi luar. Sisi luar memiliki warna lebih terang dengan struktur yang lebih kasar dibandingkan sisi luar. Untuk mengamati sel bawang dapat dilakukan dengan membuat sayatan membujur sisi bagian dalam. Sisi bagian dalam lebih mudah di sayat dibandingkan sisi bagian luar. Kemudaian sayatan diletakkan di atas objek gelas dan ditutup dengan cover gelas. Amatilah struktur sel yang terdapat pada sel bawang. Gambar hasil pengamatan kamu dan jelaskan bagian-bagiannya. 4. Sayatan segar umbi wortel Daucus carota Sel penyusun jaringan dasar umbi wortel memiliki kromoplas yang mengandung butir pigmen bewarna orange. Untuk mengamati kromoplas pada wortel dapat dilakukan dengan membuat sayatan tipis secra melintang pada jaringan perenkim umbi wortel. Sayatan tersebut diletakkan pada objek gelas dan ditutup cover gelas. Amati di bawah mikroskop mulai dari perbesaran kecil hingga besar hingga kamu menemukan kromoplasnya. Gambar hasil pengamatanmu dan tuliskan bagian-bagiannya. 5. Preparat atau sayatan segar umbi kentang Solanum tuberosum Umbi kentang merupakan modifikasi batang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan khususnya karbohidrat. Karbohidrat tersimpan dalam butir butir amiloplas. Untuk mengamati bagian tersebut dapat dilakukan dengan membuat sayatan tipis sceara melitang pada jaringan parenkim umbi kentang. Letakkan sayatan 9 tersebut di atas objek gelas kemudian ditutup dengan cover gelas. Untuk memperjelas pengamatan dapat juga ditambahkan dengan satu tetes air. Kemudian amati dibawah mikroskop mulai dari perbesaran kecil hingga besar dan gambar hasil pengamatanmu. Amati butir pati tersebut. Kemudian berilah satu tetes Yodium, butir-butir pati tampak berwarna biru. Berapa macam butir pati yang anda temukan? E. HASIL PENGAMATAN Gambar Trikoma Kapuk Ceiba petandra Gambar Trikoma Kapuk Ceiba petandra. Gambar Empulur Singkong Manihot esculenta Gambar Empulur Singkong Manihot esculenta Gambar Sel Epidermis Bawang Merah Allium cepa Gambar Sel Epidermis Bawang Merah Allium cepa Gambar Umbi Wortel Daucus carota Gambar Umbi Wortel Daucus carota Gambar Umbi Kentang Solanum tuberosum Gambar Umbi Kentang Solanum tuberosum 11 F. KESIMPULAN ______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 12 BAB II SEL II A. TUJUAN PRAKTIKUM Untuk mengamati dan mengetahui bentuk, struktur sel dan berbagai macam zat ergastik, struktur dinding sel yang terdapat pada berbagai sel tumbuhan. B. LANDASAN TEORI Sel tumbuhan merupakan satuan unit fungsional maupun struktur dari penyusun organisme tumbuhan. Pada sel tumbuhan terdapat berbagai macam organel-organel yang memiliki fungsi dan struktur yang berbeda-beda. Bila dilihat dari segi volumenya, vakuola merupakan organel sel tumbuhan yang paling besar terutama pada sel yang sudah dewasa dan bahakan dapat mencapai hingga 90% dari volume protoplasma. Jumlah vakuola maupun ukurannya bervariasi antara satu species maupun umurnya. Secara umum pada sel dewasa memiliki ukuran vakuola yang besar namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan jaringan meristem. Sel pada jaringan meristem memiliki jumlah vakuola yang lebih banyak, namun ukurannya kecil-kecil. Sebagian besar vakuola pada umum berisi air, namun pada berbagai jenis tumbuhan juga ditemukan gula, alkaloid, dan zat warna. Kandungan senyawa pada vacuola akan mempengaruhi pH-nya. Sebagai contoh tanaman Catharanthus roseus menyimpan alkaloidnya berbagai senyawa seperti ajamalisin, katarantin di dalam vacuolanya sehingga pH nya menjadi basa. Berbagai jenis gula juga dapat disimpan di vacuola seperti sukrosa, maltosa, fruktosa maupun jenis gula lain. Pati tidak pernah ditemukan dalam vakuola tetapi selalu dalam sitoplasma. 13 Pigmen dalam tumbuhan ditemukan dalam plastida dan dalam vacuola. Pigmen yang terdapat dalam vacuola adalah flavonoid yaitu antosianin dan flavon, yang terlarut dalam cairan vacuola yang menyebabkan warna pada buah dan bunga. Warna jambon, merah, ungu dan biru berasal dari cairan vacuola. Pada kubis merah maupun Rhoeo discolor antosianin hanya terdapat pada lapisan epidermis sedangkan pada bagian dalam tidak mengandung antosianin. Flavol dan favonol terserap kuat di daerah ultraviolet dari spektrum cahaya dan dapat dideteks oleh serangga. Senyawa ini mengakibatkan warna kuning muda dan krem bening pada daun mahkota bunga. Zat ergastik merupakan zat yang dihasilkan oleh tumbuhan yang diproduksi sebagai adapatasi terhadap lingkungan. Berbagai jenis zat atau senyawa ergastik yang dihasilkan tumbuhan seperti pati, badan lemak atau lipid, aleuron dan berbagai jenis kristal. Pati merupakan jenis senyawa ergastik yang paling banyak dan umum ditemukan adalah pati. Sebagian butir pati juga dapat disimpan dalam sitoplasma. Butir pati yang dihasilkan oleh seltumbuhan dapat disimpan pada berbagai organ seperti batang tebu Saccharum officinarum, batang sagu Metroxylon sagu, akar singkong Manihot uttilissima, akar ubi Ipomoea batatas, irut Maranta arundina, biji jagung Zea mays, dan biji padi Oryza sativa. Selain menyimpan butir pati, pada sel tumbuhan juga dapat disimpan berbagai jenis protein terutama dalam biji. Salah satu bentuk protein yang banyak ditemukan pada biji adalah aleuron yang mudah dietmukan pada serealia seperti pada jagung Zea mays. Aleuron terdapat pada jaringan terluar. Zat ergastik lain yang dapat ditemukan dalam biji tumbuhan adalah lemak, minyak maupun malam. Berbagai jenis tumbuhan seperti kulit buha kelapa sawit Elaeis guanensis dan endospermanya biji kelapa Cocos nucifera banyak menyimpan minyak. 14 Berbagai kristal ditemukan pada berbagai sel di berbagai oran tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat tinggi kristal kalsium oksalat paling umum ditemukan seperti pada kulit buah aren Arenga pinnata. Kalsium oksalat pada kulit buah aren mengakibatkan rasa gatal bila terkena kulit manusia. Kristal dalam bentuk kalsium malat dan kalsium karbonat agak jarang ditemukan. C. ALAT DAN BAHAN ✓ Mikroskop ✓ Pinset ✓ Blade/silet ✓ Pipet tetes ✓ Air ✓ Objek glass ✓ Cover glass ✓ Peraparat awetan daun adam dan hawa Rhoeo discolor ✓ Daun segar Rhoeo discolor ✓ Tanaman Begonia sp. ✓ Daun kikaret Ficus elastica ✓ Biji jarak Ricinus communis ✓ Batok kelapa Cocos nucifera ✓ Preparat awetan Pinus sp. D. CARA KERJA 1. Sayatan membujur daun adam dan hawa Rhoeo discolor Rhoeo discolor merupakan tanaman hias yang mudah ditemukan di berbagai berbagai pekarangan termasuk pekarangan Universitas Kristen Indonesia. Tanaman ini termasuk tanaman sukulen dengan 15 daun yang berdaging. Permukaan atas daun bewarna hijau sedangkan permukaan bawah bewarna keunguan. Warna tersebut berhubungan dengan kandungan antosianinnya yang umumnya disimpan dalam vacuola. Untuk mengamati struktur jaringan epidermis Rhoe discolor dapat dilakukan dengan dengan membuat sayatan membujur bagian permukaan bawah daun. Sayatan diletakkan di atas objek gelas dan ditutup dengan cover gelas kemudian diamati dengan mikroskop. Untuk memudahkan pengamatan dapat ditambahkan dengan air sedikit. Kemuadian amatilah struktur jaringan epidermisnya serta perhatikan bagian antosianinnya. Gambar hasil pengamatanmu. 2. Preparat Sayatan Melintang Tangkai Daun Begonia sp. Indonesia merupakan salah satu pusat keanekragaman Begonia sp. Semua jenis Begonia dapat dimakan dan hampir semuanya merupakan herba yang akan kandungan air dan banyak digunakan sebagai tanaman hias. Begonia diciri dengan bentuk helaian daun yang asimetris. Pada tamanan Begonia sering ditemukan kristal. Untuk mengamati kristal yang terdapat pada Begonia dapat dilakukan dengan membuat sayatan tipis secara melintang pada tangkai daunnya. Sayatan tipis diletakkan di atas objek gelas kemudian ditutup dengan cover gelas kemudian diamati di bawah mikroskop. Gambar hasil pengamatan kamu dan amati kristal yang berbentuk kubus dan drus yang terdapat di dalam sel. 3. Preparat Sayatan Melintang Daun Tua Ficus elastica Pada daun tua, epidermis bisa berlapis 3. Disinilah terdapat sel-sel besar berisi sistolit yang terdiri atas kerangka selulosa dimana terhablur kalsium karbonat dalam bentuk alerokristal halus. Keseluruhannya berbentuk seperti sekelompok buah anggur. 16 Sayatlahlah daun secara melintang lalu gambarlah sel-sel epidermis daun Ficus dengan salah satu sel mengandung sistolit. 4. Preparat Kerokan Endosperma Ricinus communis Ambilah sedikit kerokan endosperma biji jarak letakkan dalam kaca objek. Amati di bawah mikroskop dengan medium air. Amati kristal protein aleuron. 5. Preparat Kerokan Endokarp Cocos nucifera Endokarp kelapa tempurung kelapa terdiri dari jaringan sklereid. Jaringan sklereid terdiri dari sel-sel berbentuk bulat seperti batu yang keras sel batu. Sel batu keras karena dindingnya tebal sekali mengandung lignin. Oleh karena itu noktah yang dibentuk terlihat sebagai saluran-saluran yang disebut saluran noktah. 6. Preparat Awetan Trakeid Pinus merkusii Kayu Pinus didominasi oleh trakeid. Trakeid merupakan sel yang bentuknya panjang dengan ujung pangkal yang runcing. Antara satu dan lain sel tersusun tumpang tindih. Trakeid adalah sel penyalur dengan dinding cukup tebal. Pada dinding sel terdapat noktah-noktah terlindung yang berguna untuk aliran air. Pelajari struktur noktah terlindung, bagaimana strukturnya jika dilihat dari muka dan dari samping? Gambar epidermis daun Rhoeo discolor Gambar epidermis daun Rhoeo discolor Gambar sayatan melintang tangkai daun Begonia sp. Gambar sayatan melintang tangkai daun Begonia sp. Gambar sayatan melintang daun tua Ficus elastica Gambar sayatan melintang daun tua Ficus elastica Gambar endosperma Ricinus communis Gambar endosperma Ricinus communis Gambar endokarp Cocos nucifera Gambar endokarp Cocos nucifera Gambar Trakeid Pinus merkusii Gambar Trakeid Pinus merkusii 19 F. KESIMPULAN ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 20 BAB III JARINGAN EPIDERMIS A. TUJUAN PRAKTIKUM Mengamati bentuk, struktur, dan susunan sel epidermis pada berbagai jenis tumbuhan B. LANDASAN TEORI Organ tumbuhan dibangun oleh berbagai jenis jaringan antara lain jaringan epidermis, jaringan dasar dan jaringan pengangkut. Jaringan epidermis merupakan jaringan yang ditemukan pada lapisan terluar atau jaringan yang terdapat di permukaan setiap organ tumbuhan. Jaringan epidermis pada umumnya terdiri dari satu lapisan saja namun beberapa tumbuhan ada yang memiliki banyak lapisan. Secara umum jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung atau sebagai perantara dengan lingkungan sekitar. Pada organ daun jaringan epidermis berfungsi untuk mengatur masuk dan keluarnya oksigen dan karbondioksida. Pada tumbuhan yang hidup di daerah kering atau xerofit daun sering memiliki lapisan kutikula yang dilapisi dengan lilin yang berfungsi untuk mengurangi transpirasi atau penguapan. Pada umumnya jaringan epidermis berbentuk pipih, rapat, dan jaringan epidermis yang terdapat di daun tidak memiliki kloroplas atau transparan sehingga tidak menghalangi masuknya cahaya masuk ke jaringan palisade. Berbagai jaringan epidermis pada daun dapat mengalami modifikasi menjadi stomata atau mulut daun. Stomata pada umumnya dibangun oleh sel penjaga guard sel yang berfungsi untuk mengatur memmbuka dan menutupnya stomata. 21 Pada berbagai species tumbuhan, jaringan epidermis dapat mengalami modifikasi menjadi trikoma. Trikoma pada tumbuhan ada yang menghasilkan kelenjar dan ada yang tidak berkelenjar. Secara empirik tumbuhan yang memiliki banyak trikoma dapat dikenali dengan meraba permukaan. Tumbuhan yang memiliki trikoma tebal akan terasa kasar bila diraba. Trikoma Berbagai jenis tumbuhan seperti kecibeling Srobilanthes cripus, kumis kucing Orthosiphon stamineus memiliki trikoma. Bentuk trikoma yang dimiliki tumbuhan akan mempengaruhi struktur permukaan daunnya. Sebagai contoh trikoma Srobilanthes cripus pendek, kaku dengan bagian basalnya yang kuat dan kokoh serta jumlahnya banyak mengakibatkan permukaannya sangat kasar ketika diraba. Daun Orthosiphon stamineus memiliki trikoma lebih halus dan panjang serta bagian basal yang ramping, dan jumlahnya relatif sedikit mengakibatkan bila daunnya diraba tidak terlalu kasar. Beberapa jenis tumbuhan seperti durian Durio zibethinus memiliki trikoma yang menyerupai sisik, dengan bagian basal “tangkai” yang tipis sehingga muda lepas ketika diraba. Pada tumbuhan jelatang, trikomanya mengandung kelenjar dan bagian distal atau ujung dari trikoma muda patah. Hal tersebut mengakibatkan rasa gatal bila kita menyentuh daun jelatang. Pada kapuk randu Ceiba petandra trikomanya mirip seperti benang halus yang dihasilkan pada bagian bijinya. Stomata Stomata atau yang dikenal dengan mulut daun merupakan modifikasi dari jaringan epidermis. Stomata dibangun oleh sel penjaga, dan sel tetangga. Jumlah, letak dan bentuk stomata pada setiap jenis tumbuhan bervariasi dan juga dapat digunakan sebagai salah satu untuk identifikasi tumbuhan. Pada tumbuhan darat atau daerah kering pada umumnya stomata terdapat pada 22 bagian permukaan bawah daun. Pada tumbuhan di daerah kering stomata letaknya tersembunyi jauh dari permukaan daun. Pada tumbuhan di air atau tempat lembab biasanya memiliki stomata di permukaan atas daun. Bila ditinjau dari bentuk dan letak sel tetangga terhadap sel penutup maka pada tumbuhan dikotil dapatlah dibedakan tipe stoma diasitik, parasitik, anomostitik dan anisositik. Berdasarkan tinggi rendahnya letak sel penutup terhadap sel epidermis sekitarnya dikenal stoma kriptofor dan faneropor. Gambar Anatomi daun Solanum torvum Sw. A dan D. Epidermis dan stomata anisositik dan anomositik A. Pemukaaan adaksial dengan dinding sinus antiklinal; B. Trikoma sessile porrect-stellate; C. Trikoma stalked porrect-stellate; D. Permukaan abaxial dengan dinding anticlinal yang bergelombang; E-F. Trikoma porrect-stellate. Gambar SEM potograf dari Solanum torvum Sw. A, B. Indument daun A. Permukaan adaxial atas dengan trikoma sessile porrect-stellate dan midpoint yang tereduksi; B. Permukaan abaxial bawah dengan trikoma stalked porrect-stellate. Gambar Micrograf elektron stomata. A stoma dari rumput. Ujung yang membengkak pada setiap ujung sel penjaga guard cell dan kandungan sitosolik dan dihubungkan dengan dinding sel yang sangat tebal. Pemisahan lubang somata oleh dua bagian tengah midportions dari sel penjaga; B Sedge dari stomata kompleks dari Carex yang dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya. Setiap stomata komplek terdiri dari dua sel penjaga yang mengelilingi pori dan dan dipait oleh dua sel tetangga; C Mikrograf dari Scanning electron dari epidermis bawang. C. ALAT DAN BAHAN ✓ Mikroskop ✓ Silet ✓ Objek glass ✓ Cover glass ✓ Daun waru Hibiscus tiliaceus 24 ✓ Daun durian Durio zibethinus ✓ Daun nusa indah Mussaenda sp ✓ Daun kumis kucing Orthosiphon stamineus ✓ Daun Begonia sp. ✓ Daun jagung Zea mays ✓ Daun Rhoeo discolor ✓ Daun karet hias Ficus elastica ✓ daun Allamanda cathartica D. CARA KERJA 1. Preparat Trikoma Tangkai Daun Waru Hibiscus tiliaceus Ambillah daun waru lengkap dengan tangkai daunnya. Keriklah trikoma bagaai atas tangkai daun berbatasan dengan heaian daun dengan menggunakan cover gelas atau pinset, kemudian letakkan di atas objek gelas. Tetesi sedikit air kemudian tutup dengan objek gelas lalu amati di bawah mikroskop mulai perbesaran kecil sehingga kamu menemukan trikoma yang berbentuk bintang. Lalu gambar hasil pengamatanmu. 2. Preparat Trikoma Permukaan Bawah Daun Durian Durio zibethinus Ambillah daun durian usahakan yang agak tua. Keriklah bagian permukaan bawah dauun dengan menggunakan cover gelas lalu letakkan di atas objek gelas dan amati di bawah mikroskop samapai kamu menemukan trikoma yang berbentuk sisik. 3. Preparat Trikoma Daun Nusa Indah Mussaenda sp. 25 Sayatlah epidermis daun sebelah bawah, akan mudah ditemukan trikoma multiseluler yang mengandung zat warna antosianin yang berwarna merah. 4. Preparat Trikoma Kelenjar Dan Stomata Daun Kumis Kucing Orthosiphon stamineus Sayatlah epidermis daun sebelah bawah, amati struktur trikoma kelenjarnya dan stomata tipe diasitik. 5. Sayatan Paradermal Permukaan Bawah Daun Allamanda cathartica Sayatlah epidermis bawah daun sejajar permukaan, amati struktur dan tipe stomata parasitik. 6. Preparat Sayatan Paradermal Dan Melintang Daun Jagung Zea mays Sayatlah daun sejajar permukaan dan secara melintang. Pada sayatan paradermal akan terlihat bentuk sel epidermis segi empat panjang dengan dinding antiklinal berlekuklekuk. Di antara sel-sel besar terdapat sel-sel kecil yang disebut sel kerdil. Pada sel kerdil sering didapati silika dan zat gabus pada praktikum kedua zat tersebut sukar dikenali. Pada sayatan melintang akan terlihat kalau kebetulan tersayat sel-sel yang lebih besar dan gemuk. Sel-sel ini disebut sel buliform dan berfungsi untuk menggulung daun pada saat kekeringan. Sel-sel buliform terdapat pada epidermis atas, disini juga terdapat trikoma. 7. Preparat Sayatan Melintang Daun Rhoeo discolor Sayatlah secara melintang, amati struktur sel penutup stoma faneropor. Penebalan dindingnya berperan dalam mekanisme buka tutupnya celah. Kloroplas hanya terdapat pada sel penutup. Ruang 26 nafas cukup besar, sel epidermis lain dan sel mesofil lebih besar dibandingkan dengan sel penutup. 8. Preparat Sayatan Melintang Daun Karet Hias Ficus elastica Dalam Sudan III. Buatlah sayatan melindang dari permukaan atas dan bawah daun Ficus elastica, lalu amati di bawah mikroskop. Gambarlah hasil pengamatanmu dan bandingkan susunan stomata dibagian permukaan atas dan bagian bawah. Amati juga bentuk sel penjaga dan sel tetangga yang membangun stomata. E. HASIL PENGAMATAN Gambar trikoma tangkai daun waru Hibiscus tiliaceus Gambar trikoma tangkai daun waru Hibiscus tiliaceus Gambar trikoma permukaan bawah daun durian Durio zibethinus Gambar trikoma permukaan bawah daun durian Durio zibethinus Gambar trikoma daun nusa indah Mussaenda sp Gambar trikoma daun nusa indah Mussaenda sp Gambar stomata daun kumis kucing Orthosiphon stamineus Gambar stomata daun kumis kucing Orthosiphon stamineus Gambar paradermal permukaan bawah daun Allamanda cathartica Gambar paradermal permukaan bawah daun Allamanda cathartica Gambar sayatan paradermal dan melintang daun jagung Zea mays Gambar sayatan paradermal dan melintang daun jagung Zea mays Gambar sayatan melintang daun Rhoeo discolor Gambar sayatan melintang daun Rhoeo discolor Gambar sayatan melintang daun karet hias Ficus elastica Gambar sayatan melintang daun karet hias Ficus elastica 29 F. KESIMPULAN ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 30 BAB IV JARINGAN PARENKIM, KOLENKIM DAN SKLERENKIM A. TUJUAN PRAKTIKUM Mengamati berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak jaringan parenkim, kolenkim dan sklerenkim. B. LANDASAN TEORI Tumbuhan memiliki berbagai jaringan dasar yang dibedakan berdasarkan struktur dinding sel maupun bentuknya antara lain parenkim, kolenkim dan sklerenkim. Parenkim merupakan jaringan dasar yang paling banyak ditemukan pada berbagai jenis tumbuhan. Secara umum parenkim memiliki ciri-ciri dindingnya tipis, memiliki noktah sederhana, bentuknya isodiametris atau polihedron dan sebagain ada yang memiliki kloroplas. Bentuk jaringan parenkim yang isodiametri mengakibatkan banyaknya ruang-ruang antar sel yang ditemukan pada jaringan parenkim. Jaringan parekim memiliki fungsi yang beragam antara lain sebagai tempat fotosintesis, tempat penyimpanan cadangan makanan, tempat penyimpanan air. Di bagian daun jaringan dasar dibedakan menjadi jaringan palisade jaringan tiang dan jaringan spons jaringan bunga karang. Jaringan parenkim yang terdapat di daun berfungsi untuk fotosintesis. Jaringan parenkim yang berfungsi untuk penyimpanan udara sering juga disebut dengan aerenkim. Hal tersebut mengakibatkan jaringan parenkim pada tumbuhan air memiliki banyak rongga. Pada berbagai jenis tumbuhan yang menghasilkan umbi seperti kentang Solanum tuberosum, singkong Manihot esculenta, jaringan parenkim berfungsi untuk menyimpan caangan makanan berupa pati, gula atau tepung. Pada tumbuhan xerofit ataupun anggrek epifit, terdapat parenkim yang berguna untuk menyimpan air. 31 Bila dibandingkan dengan jaringan parenkim, jaringan kolemkim memiliki struktur yang lebih kokoh. Hal tersebut berhubungan dengan adanya penebalan dinding sel sekunder pada jaringan kolenkim, sehingga secara visual dinding sel jaringan kolenkim lebih tebal, dibandingkan dengan jaringan parenkim namum penebalan dindingnya relatif tidak merata. Penebalan dinding sel jaringan kolenkim dibangun oleh pektin dan selulosa, bersifat elastik. Jaringan kolenkim mudah ditemukan diberbagai batang tumbuhan herba seperti bayam Amaranthus sp. dan juga kankung Ipomoea sp. Gambar Jaringan pengangkut pada tumbuhan merupakan jaringan kompleks Taiz and Zeinger 2016. 32 Posisi jaringan dasar pada tumbuhan bervariasi. Sebagi contoh jaringan pada daun jaringan kolemkim banyak ditemukan pada bagian helaian, tangkai maupun tulang daun. Sel-sel yang menyusun jaringan kolemkim merupakan jaringan hidp oleh karena itu jaringan tersebut dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan kolemkim memiliki ruang antar sel yang lebih sedikit dan lebih kecil bila dibandingkan dengan susunan jaringan parenkim. Hal tersebut berhuungan dengan struktur dinding sel jaringan kolemkim yang mengalami pertumbuhan sekunder. Walaupun dinding sel jaringan kolemkim telah mengalami penebalan dinding sel sekunder, namun penebalan tersebut tidak merata. Berdasarkan posisi dinding sel yang mengalami penebalan jaringan kolemkim dibedakan menjadi kolemkim angular dan kolenkimlamelar. Jaringan kolemkin angular merupakan jaringan kolenkim yang mengalami penebalan dibagian sudut-sudut sel, sedangkan kolenkimlamelar merupakan sel kolenkim pangan mengalami penebalan dinding di sisi tangensialnya saja. Selain jaringan parenkim dan kolenkim, jaringan dasar lainnya yang terdapat pada tumbuhan adalah jaringan sklerenkim. Pada tumbuhan jaringan sklerenkim berfungsi sebagai penyokong dan penguat. Jaringan sklerenkim mengalami penebalan dinding sel yang lebih tebal dibandingkan dengan jaringan kolemkim dan juga penebalan dinsing sel pada jaringan sklerenkim lebih merata sehingga lebih kuat. Dinding sel pada jaringan skelernkim dibangun oleh lignin yang sangat tebal. Walaupun demikian selpenyusun jaringan sklerenkim merupakan jaringan hidup. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, jaringan sklerenkim dibedakan menjadi serat dan sklereid. Serat pada umumnya memiliki ukuran yang lebih panjang dan lebih lentur, sedangkan sklereid ukurannya pendek dan kaku. Pada berbagai sel yang menyusun serat dapat berupa sel yang ujungnya runcing. Dalam kehidupan sehari-hari serat yang dihasilkan tumbuhan dapat 33 digunakan sebagai tali-temali. Serat dapat ditemukan pada berbagai jenis tumbuhan seperti kulit kayu waru laut Hibiscus tiliceus, daun pandan Pandanus spp., dan kulit akar sidaguri Sida rhombifolia. Sklereid disebut juga dengan sel batu memiliki bentuk pendek dan kaku dengan dinding yang sangat tebal. Sel sklereid dapat ditemukan di berbagai jenis tumbuhan seperti temputung kelapa Cocos nucifera, kulit biji kelapa sawit Elaies guanensis, kulit biji karet Hevea brasiliensis. Sel batu yang dimiliki oleh tumbuhan mengakibatkan strukturnya sangat kuat. C. ALAT DAN BAHAN ✓ Mikroskop ✓ Cover gelas ✓ Objek glass ✓ Silet/ cutter ✓ Batang Zea mays jagung ✓ Tangkai daun Canna sp. ✓ Tangkai daun Colocasia esculenta talas ✓ Tangkai daun Limnocharis flava genjer ✓ Batang Solanum nigrum D. CARA KERJA 1. Sayatan Melintang Korteks Batang Zea mays jagung Secara morfologi batang jagung memiliki kulit yang licin dan kokoh, namun pada bagian dalamnya dibangun oleh jaringan mirip “gabus” atau mirip empulur. Bagian empulur batang jagung dibangun oleh jaringan parenkim. Bila dilihat di bawah mikroskop akan terlihat jaringanjaringan yang banyak memiliki ruang antar sel. Untuk mengamati jaringan parenkim pada empulur jagung buatlah sayatan 34 melintangnya. Kemudian sayatan empulur batang jagung dengan menggunakan blade lalu hasil sayatan diletakkan di atas cover gelas kemudian amati di bawah mikroskop. Gambarlah hasil pengamatanmu. 2. Sayatan Melintang Tangkai Daun Canna sp. Canna sp memiliki daun dengan tangkai daun yang relatif berongga. Rongga pada tangkai daun Canna dibangun oleh jaringan parenkim yang berisi udara. Untuk mengamati jaringan parenkim pada Canna dapat dilakukan dengan membuat sayatan tipis bagian tengah tangkai daun Canna. Sayatan diletakkan di atas objek gelas kemudian ditutup dengan cover gelas dan ditetesi dengan sedikit air. Lalu amati di bawah mikroskop dan gambar hasil pengamatanmu serta beri keterangan pada setiap gambar . 3. Sayatan Melintang Tangkai Daun Colocasia esculenta talas Buatlah sayatan melintang tangkai daun talas, amati adanya ruang berukuran besar yang dibatasi oleh sel-sel parenkima yang tersusun relatif rapat. Sel-sel parenkima beserta ruang udara tang terdapat di dalamnya secara keseluruhan disebut aerenkima. Perhatikan adanya idioblas berisi rafida kristal bentuk jarum. Gambar aerenkima serta rafidanya. 4. Sayatan Melintang Tangkai Daun Limnocharis flava Genjer atau Eichornia crassipes Buatlah sayatan melintang tangkai daun genjer atau eceng gondok, amati adanya adanya ruang antar sel yang besar aerenkim. Pada eceng gondok aerenkim terdapat pada alat pengapung tumbuhan air. Gambarlah aerenkim dan tunjukkan bagian-bagianya. 5. Sayatan Melintang Batang Solanum nigrum 35 Ambillah batang muda dari Solanum nigrum kemudian buat sayatan tipis penampang melintangnya. Sayatan diletakkan di atas cover gelas dan ditutup dengan cover gelas dan diamati di bawah mikroskop. Gambar hasil pengematanmu dan beri keterngan dari setiap jaringan yang kamu peroleh. 6. Sayatan melintang dan membujur batang Zea mays. Pada batang tua jagung jaringan sklerenkima mudah sekali dibedakan dari jaringan yang lain karena bentuknya bulat dengan dinding yang lebih tebal berwarna kuning karena adanya lignin. Pada sayatan melintang di dekat epidermis terlihat untaian jaringan serat mengelilingi batang, terdapat pula dekat xylem dan floem pada setiap berkas pembuluh. Pada sayatan membujur bentuk sel serat terlihat memanjang dengan ujung pangkal meruncing dan dinding tebal, tersusun tumpang tindih. Amati dan gambar jaringan itu. E. HASIL PENGAMATAN Gambar Sayatan melintang korteks batang Zea mays jagung Gambar Sayatan melintang korteks batang Zea mays jagung Gambar Sayatan melintang tangkai daun Canna sp. Gambar Sayatan melintang tangkai daun Canna sp. Gambar Sayatan melintang tangkai daun Colocasia esculenta talas Gambar Sayatan melintang tangkai daun Colocasia esculenta talas Gambar Sayatan melintang tangkai daun Limnocharis flava genjer Gambar Sayatan melintang tangkai daun Limnocharis flava genjer Gambar Sayatan melintang batang Solanum nigrum Gambar Sayatan melintang batang Solanum nigrum Gambar Sayatan melintang batang Zea mays Gambar Sayatan membujur batang Zea mays. F. KESIMPULAN ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 38 BAB V JARINGAN PENGANGKUT A. TUJUAN PRAKTIKUM Mengamati bentuk, struktur, susunan dan posisi jaringan pengangkut pada berbagai organ tumbuhan spermatophyta. B. LANDASAN TEORI Untuk mengangkut air dan unsur hara, tumbuhan menggunakan jaringan pengangkut. Berdasarkan jenis sel penyusunnya jaringan pengangkut dikelompokkan menjadi jaringan komplek karena dibangun oleh berbagai jenis sel. Secara umum jaringan pengangkut pada tumbuhan dibedakan menjadi xilem dan floem. Jaringan xilem merupakan jaringan yang berfungsi untuk mengangkut air dan garam garam mineral dari dalam tanah menuju seluruh bagian tumbuhan. Jaringan floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh organ tumbuhan Gambar Gambar Arah pengangkutan air dari bawah ke atas xilem dan hasil fotosintesis dari atas ke bawah floem. 39 1. Xilem Xilem merupakan jaringan komplek yang dibangun dan mengandung berbagai sel trakeid, trakea pembuluh kayu, serat-serat, sel-sel parenkim dan dan kolenkim. Pada umumnya semakin komplek atau semakin besar tumbuhan maka jaringan pengangkutnya semakin komplek. Dalam kehidupan sehari-hari jaringan pengangkut adalah bagian kayu. Berikut ini akan dijelaskan bagian bagian dari xilem. Trakeid Trakeid merupakan bagaian utama yang membangun jaringan xilem biasanya dibangun oleh sel yang panjang dan pada bagian pangkalnya meruncing atau runcing. Sel trakeid merupakan jaringan yang mengalami penebalan dinding sekunder yang dibangun oleh lignin atau sel kayu sehingga strukturnya sangat keras. Pada keadaan dewasa sel trakeid merupakan sel mati tidak memiliki inti dan pada saat inilah sel trakeid berfungsi untuk mengangkut air. Selain berfungsi untuk mengangkut air, trakeid juga berfungsi untuk penyokong dan penguat, hal tersebut berhubungan dengan penebalan dinding sel sekunder sehingga memiliki struktur yang kokoh. Berdasarkan struktur penebalan pada dingding selnya, sel trakeid dibedakan menjadi trakeid cincin, trakeid spiral, trakeid jala, trakeid tangga dan trakeid noktah. Trakea Sel lain dari penyusun xilem adalah trakea atau sering juga disebut dengan pembuluh kayyu. Sel trakea dibangun oleh sel-sel pendek dengan diameter yang besar sehingga kelihatan lebih lebar. Pada perkembangan yang lebih lanjut, dinding sel yang menyekat atau mebatsai setiap sel dapat dapat melebur antara satu sel dengan sel lainnya sehingga dapat membentuk satu saluran yang memanjang. Sama halnya dengan sel trakeid, sel trakea juga merupakan sel mati inti sel sudah tidak ada dan fungsi transportasi 40 terbentuk setelah selnya mati. Oleh karena inti sel tidak ada maka sel trakea kehilangan sifat totipotensinya. Berdasarkan penebalan dan bentuk dinding selnya, trakea dibedakan menjadi cincin, spiral, jala, tangga dan noktah. Pembuluh kayu atau trakea pada umumnya hanya ditemukan di tumbuhan Angiospermae Magnoliophyta, namun tidak pada Gymnospermae Phynophyta. Berdasarkankan letaknya pembuluh kayu yang berbentuk incin dan yang berbentuk spiral ditemukan pada protoxilem yaitu xilem primer yang terbentuk sebelum tumbuhan mengalami pertumbuhan primer pertumbuhan memanjang dari jaringan yang terdapat disekelilingnya. Pada tumbuhan Liliopsida atau tumbuhan monokotil pada saat embrio protoxilem rusak namun tetap kelihatan pada saat tumbuhan menjadi dewasa. Ruangan yang terbentuk karena kerusakan sel-sel protoxilem dan adannya pertumbuhan memanjang disebut dengan ruangan reksigen. Setelah pertumbuhan memamnjang sel-sel selesai atau pertumbuhan primer selesai maka akan dibentuk metaxilem. Serat dan Serat Trakeid Serat dan serat trakeid merupakan sel yang mengalami penebalan dinding sel sekuder. Dalam perkembangannya, sel serat dan serat trakeid mengalami pertumbuhan dinding sel sekunder sehingga lumen atau rongga yang terbentuk semakin sempit, disisi lain ukuran noktah menyusut. Hal tersebut mengakibatkan beberapa sel menyatu sehingga terbentuk serat yang lebih panjang. Dinding sel pada serat terus mengalami penebalan sehingga lumen yang ada sebelumnya menjadi lebih kecil sehingga terkasng tidak dapat lagi berfungsi sebagi pengangkutan namun berfungsi sebagai serat yang kuat. Serat tersebut oleh manusi dapat dimanfaatkan menjadi bahan tekstil maupun tali-temali. Dalam perkembangannya semakin komplek suatu berkas xilem 41 maka semakin sedikit trakeidnya, hal tersebut karena serat tidka berfungsi sebagi penyaluran air dan garam mineral. Parenkima xilem Parenkim merupakan jaringan dasar yang pada sebagian tumbuhan berfungsi sebagai cadangan makanan. Parenkim yang terdapat pada berkas pengangkut disebut dengan parenkim xilem. Pada tumbuhan yang memiliki xilem sekunder, sel-sel parenkim bentuknya memanjang dengan susunan yang vertiak yang disebaut dengan parenkim xilem atau parenkim kayu. Selsel paremkim xilem akan tersusun secara radial seperti jari-jari dan menghubungkan antara empulur dan kortek yang disebut dengan jari-jari empulur. 2. Floem Floem merupakan jaringan komplejk yang dibangun oleh berbagai sel yang berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesi dari daun ke seluruh organ tumbuhan yang membutuhkannya. Jaringan floem dibangun oleh sel tapis, pembuluh tapis, sel pengantar atau pengiring serta parenkim demikian terdapat variasi susunan pembuluh floem pada tumbuhan. Pada tumbuhan paku atau Pterydophyta jaringan floemnya hanya mengandung sel-sel tapis dan sel parenkim, sedangkan pad tumbuhan berbiji terbuka atau Gymnospermae jaringan floemnya mengandung pembuluh tapis, sel pengiring, parenkim floem dan serat. Floem pada tumbuhan Angiospermae lebih kompleks dibandingkan dengan tumbuhan lainnya karena disusun oleh pembuluh tapis, sel-sel pengiring, parenkima floem, serat-serat, sel batu, pembuluh lateks dan lain sebagainya. Sel tapis dan pembuluh tapis Sel tapis dan pembuluh tapis merupakan salah satu jenis sel penyusu pembuluh floem. Berdasarkan struktur dan fungsinya kedua sel tapis maupun pembuluh tapis sama berupa sel yang memanjang dengan dinding yang 42 mengalami penebalan dinding sel sekuner yang disusun oleh sellulosa. Pada perkembangan yang lebih lanjut atau pada saat sel tapis dewas merupakan sel mati karena tidak memiliki inti sel. Hal tersebut mengakibatkan bagain dalam dari sel memiliki pori-ppori atau lubang dan pada saat inilah fungsi penyaluran dan pengangkutan dilakukan. Penebalan dinding sel pada sel tapis tidak merata sehingga ada bagian dinding yang tebal dan ada bagian dinding yang tidak berkembang sehingga sering terdapat pori-pori diantara dinsing sel tapis. Sekelompok pori-pori pada dinding sel disebut dengan daerah tapis. Walaupun secara struktur sel tapis mirip dengan pembuluh tapis, namun terdapat beberap perbedaan antara lain bahwa daerah atau lokasi tapis pada sel tapis terdapat hampir pada seluruh bagian dindingnya sedangkan pada pembuluh tapis daerah atau lokasi tapis hanya terdapat pada dinding penyekatnya; dinsing penyekat pada sel tapis tidak beraturan sedangkan dinding penyekat pada pembuluh tapis tersusun dalam barisan lurus; ukuran pori pada sel tapis relatif halus dan kecil sedangkan pada pembuluh tapis besar; sel tapis umumnya berkembang dengan baik pada tumbuhan rendah seperti tumbuhan paku sedangkan pembuluh tapis berkembang dengan baik pada tumbuhan tinggi tumbuhan berbunga. Sel Pengiring Pengantar Sel pengiring atau yang disebut juga sebagai sel pengantar merupakan salah satu komponen penyusun jaringan floem. Sel pengiring umumnya berkembang dengan baik pada tumbuhan Angiospermae. Sel pengiring pada Ansiospermae merupakan sebuah sel parenkim. Sel pengiring merupakan sel hidup karena masih memiliki nukleus. Berdasarkan asal usulnya sel pengirim memiliki asal usul yang sama dengan pembuluh tapis, namun dalam perkembangannya berbeda. Sel pembuluh tapis memiliki ukuran diameter yang lebih besar namun tidak memiliki inti sedangkan sel pengirim memiliki ukuran yang lebih kecil dan memiliki inti sel serta lebih padat. 43 Perkembangan sel pengiring sangat dipengaruhi oelh pembuluh tapis, oleh karena itu apabila pembuluh tapis mati maka akan diikuti dengan kematian sel pengiring. Parenkim Floem Parenkim floem merupakan komponen jaringan floem yang berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makanan dan merupakan sel hidup. Beberapa parenkim floem juga dapat mengandung kristal serat floem dan sklereid sehingga dapat berfungsi sebagai pengokoh, penguat dengan dinding yang berlignin. C. ALAT DAN BAHAN ✓ Mikroskop ✓ Pinset ✓ Blade/silet ✓ Pipet tetes ✓ Air ✓ Objek glass ✓ Cover glass ✓ Preparat sayatan melintang awetan batang Zea mays jagung ✓ Preparat sayatan melintang dan membujur batang Sechium edule batang labu ✓ Preparat awetan sayatan melintang, radial dan tangensial kayu Pinus ✓ Preparat awetan maserasi kayu Tilia D. CARA KERJA 1. Preparat Sayatan Melintang Awetan Batang Zea mays Jagung Batang jagung merupakan contoh yang umum digunakan untuk menunjukkan struktur batang termasuk susunan jaringan pengangkut 44 pada tumbuhan monokotil. Untuk mengetahui stuktur tumbuhan monokotil lakukan pengamatan pada preparat awetan sayatan melintang dari jagung di bawah mikroskop. Pengamatan dilakukan mulai perbesaran kecil hingga besar dan gambar hasil pengamatanmu. Lalu perhatikan bagian bagian dari jaringn batang meliputi jaringan epidermis, korteks atau jaringan dasar dan susunan jaringan pembuluh. Untuk jaringan pembuluh tentukan sel-sel penyusu jaringan xilem dan sel-sel penyusun jaringan floem. Untuk membantu membuat skesa dan keterangan gambar bandingkan dengan berbagai hasil penelitian yang terpublish atau buku referensi. 2. Preparat Sayatan Melintang Dan Membujur Batang Sechium edule Batang Labu Labu memiliki stuktur batang yang relatif sederhana dibandingkan dengan tumbuhan dikoltiledon lainnya. Batang labu relatif lemah dan biasanya menjalar dan relatif lentur. Hal tersebut diduga karena batang labu memiliki serat yang banyak namun jaringan xilemnya kurang berkembang. Struktur batang dan susunan jaringan pengankut pada labu dapat digunakan sebagai pembanding untuk tumbuhan dikotil. Ambillah awetan sayatan melintang labu atau dapat juga dibuat dengan awetan segar. Lalu amati dibawah mikroskop kemudian gambar hasil pengamatanmu. Lalu tentukan bagian-bagian jaringan epidermis, korteks, dan jaringan pengangkut. Untuk jaringan pengangkut jelaskan komponen penyusun jaringan floem dan jaringan xilem. Jelaskan juga susunan jaringan pengankutnya. 3. Preparat Awetan Sayatan Melintang, Radial Dan Tangensial Kayu Pinus Pinus merupakan salah satu jenis tumbuhan Gymnospermae tumbuhan berbiji terbuka yang mudah ditemukan dilingkungan 45 sekitar. Berbagai jaringan penyusun pinus memiliki jaringan yang menghasilkan resin sehingga warnanya relatif berbeda dengan warna lainnya. Bila dilihat dari stukturnya jaringan pengankut pada Untuk mengetahui struktur batang Pinus dapat dilakukan dengan mengamati preparat awetan dari sayatan melintang, radial, dan tangensial dari batang Pinus di bawah mikroskop. Gambar hasil pengamatanmu dan beri penjelasan setiap jaringan yang kamu temukan. Tunjukan bagian-bagian jaringan pengangkut berupa komponen xilem dan komponen floem. E. HASIL PENGAMATAN Gambar sayatan melintang awetan batang Zea mays jagung Gambar sayatan melintang awetan batang Zea mays jagung Gambar sayatan melintang batang Sechium edule batang labu Gambar sayatan membujur batang Sechium edule batang labu Gambar sayatan melintang kayu Pinus Gambar tangensial kayu Pinus Gambar sayatan melintang kayu Tilia Gambar sayatan melintang kayu Tilia F. KESIMPULAN ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 47 BAB VI A K A R A. TUJUAN PRAKTIKUM Mengamati struktur anatomi akar berbagai tumbuhan. B. LANDASAN TEORI Akar merupakan organ tumbuhan yang paling sederhana. Walaupun secara morfologi akar muda dibedkan dengan akar, namun terkadang pada beberapa jenis tumbuhan akar sulit deibedakan dengan batang. Salah satu point utama yang dapat digunakan adalah bahwa pada akar tidak ditemukan ruas dan buku. Secara anantomi struktur akar menyerupai batang, namun yang paling mencolok perbedaanya adalah susunan pembuluh pengangkut yaitu xilem dan floem. Batang pada umumnya memiliki susunan pembuluh yang kolateral dan amphivasal, sedangkan susunan pembuluh pengakut pada akar tidak terkumpul namun relatif tersebar. Akar memiliki susunan dari arah luar ke dalam adalah epidermis, jaringan dasar, endodermis dan silinder pusat. Epidermis Jaringan epidermis pada akar pada umumnya berupa satu lapis dan dibentuk oleh jaringan yang pipih dan rapat. Pada berbagai tumbuhan jaringan epidermis akar dapat bermodifikasi menjadi rambut-rambut akar yang berfungsi untuk memperluas permkaan sehingga proses absobsi air dan unsur hara lebih episien. Rambut akar juga dapat digunakan sebagai pembeda pada ujung akar yaitu antara zona difrensiasi dengan zona lainnya. Pada zona difrensiasi ditandai dengan munculnya rambut-rambut akar. Korteks Akar 48 Kortek akar merupakan lapisan kedua dari jaringan penyusun akar. Kortek akar biasanya disusun oleh jaringan dasar berua parenkim, kolenkim dan sklerenkim. Pad berbagai akar tumbuhan Dikotil dan Gymnospermae yang sudah tua kortek akar dapat mengalami pengelupasan karena pertambahan diameter akar disebabkan adanya pertumbuhan sekunder. Berbagai jenis tumbuhan menggunakan jaringan korteks akar sebagai penyimpan cadangan makanan seperti singkong Manihot esculenta, ubi Ipomea batatas, gadung Dioscorea sp. Akar yang berfungsi sebagai penyimpanan makanan biasnya tumbuh berdaging dan relatif strukturnya seragam. Silinder Pusat Silinder pusat merupakan bagian paling tengah dari akar dan biasnya lebih kerass dibandingka dengan jaringan lainnya. Batas antara kortek dan silinder pusat dapat dibedakan dengan adanya endodermis yaitu jaringan biasnya 1-2 lapis yang berfungsi sebagai pemisah kortek dengan silinder pusat. Pada umbi singkong silider pusat adalah bagian sumbu singkong, sedangkan korteks adalah bagian daging yang kita makan, namun pada berbagai tumbuhan lain sulit dipisahkan antara silinder pusat dan korteks. Secara empirik terlihat bahwa silinder pusat dan kortek pada singkong mudah dibedakan karena adanya endodermis. Pada jaringan silinder pusat pada akar ditemukan berbagai jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem. Pada berbagi tumbuhan xilem berkembang dengan baik terutama tumbuhan dikotil sedangkan pad tumbuhan monokotil kurang berkembang. Jumlah kelompok atau berkas xilem pada akar bervariasi antara 1, 2, 3 dan lebih dan dikenal dengan istilah monoark, diark, triar dan poliark. 49 Gambar Transection dari akar tumbuhan monokotil gandum muda Triticum sp. Gambar Sayatan melintang dari akar tumbuhan dikotil 50 Gambar Modifikasi akar. a. Modifikasi dari akar tombak pada wortel; b. Tanaman Tania; c. Corn Tania; d. Rhizome dari jahe; e. umbi batang dari kentang C. ALAT DAN BAHAN ✓ Mikroskop ✓ Pinset ✓ Blade/silet ✓ Pipet tetes ✓ Air ✓ Objek glass ✓ Cover glass ✓ Kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus ✓ Preparat sayatan melintang melintang akar jagung Zea mays ✓ Preparat sayatan melintang akar udara anggrek epifit Dendrobium sp. ✓ Preparat sayatan melintang akar bawang merah Allium cepa 51 D. CARA KERJA 1. Kecambah Kacang Hijau Phaseolus radiatus atau kacang kedelai Glycine max Kacang dalam taksonomi dikelompokkan dalam Famili Fabaceae Kacang-kacangan dan Klasa Magnoliopsida atau Dikotilodenae. Sebagian besar species dalam Famili Fabaceae memiliki biji yang besar. Beberapa jenis biji tersebut muda berkecambah sperti kacang hijau, kacang kedelai dan kacang tanah. Untuk mengetahui struktur anatomi akar primer dapat dilakukan dengan mengamati kecambah kacang hijau. Akar primer sering disebut juga sebagai radikula akar embrio. Amatilah secara seksama kecambah tersebut dan gambar hasil pengamatanmu dan jelaskan bagian-bagian kotiledon, radikula, hipokotil, rambut akar, pucuk, hipokotil, kaliptra, calon daun. Untuk mengamati struktur anatomi akar dapat dilakukan dengan membuat sayatan melintang dari akar kecambah kemudian diamati dibawah mikroskop. 2. Preparat Sayatan Melintang Melintang Akar Jagung Zea mays Jagung meruakan salah satu contoh dari Monokotiledon yang memiliki biji yang mudah berkecambah. Pada awal perkecambahan radicula tumbuh memanjang, namun setelah beberapa lama mati dan akan digantikan dengan akar adventif yaitu akar yang bukan berasal dari radikula. Akar adventif pada jagung mudah ditemuka pada buku yang dekat dengan permukaan tanah. Buatlah sayatan melintang dari akar adventif dan amati anatominya dibawah mikroskop. Gambar hasil pengamatanmu dan jelaskan bagian pagian periseikel, endodermis, epidermis, jaringan pengangkutnya. Untuk membantu bisa ditambahkan dengan pewarnaan anilin sulfat dan diamti kembali 52 di bawah mikroskop. Lalu perhatikan sistem jaringan pengankut yang poliark dan untuk membantu bisa digunakan buku referensi. 3. Preparat Sayatan Melintang Akar Udara Anggrek Epifit Dendrobium sp. Berbagai jenis tumbuhan bersifat epifit menumpang pada permukaan tumbuhan lain seperti berbagi jenis Anggrek Orchidaeceae. Dendrobium sp dan Vanda sp. merupakan salah satu genus Orchidaceae yang bersifat epifit sehingga memiliki akar udara. Akar udara biasanya memiliki velamen yang berfungsi menyimpan udara, yang mudah dikenali karena memiliki dinding yang sangat tebal. Untuk mengamati struktur akar udara dan velamen dapat dilakukan dengan membuat sayatan melintang akar Dendorobium sp. Dalam pengelaman kami menyayat ujung akar lebih muda dibangkan dengan bagian lainnya. Untuk memperjelas bagian-bagiannya dapat ditambahkan dengan pewarnaan anilin sulfat. Amati di bawah mikroskop sayatan tersebut dan gambar hasil pengamatanmu. Jelaskan bagian-bagian anatomi dari akar udara. 4. Preparat Sayatan Melintang Akar Bawang Merah Allium cepa Bawang merah memiliki umbi lapis dan memiliki akar yang mudah terbentuk. Untuk menghasilka akar dapat dilakukan dengan menempatkan umbi bawang ditempat lembab. Akar yang terbentuk bewarna putih dan akan dijadikan sebagai preparat. Buatlah sayatan melintang dari akar bawang lalu letakkan di atas objek gelas dan ditutup dengan cover gelas. Untuk memudahkan pengamatan beri setees air lalu amati dibawah mikroskop. Gambar hasil pengamatanmu dan beri keterangan setiap jaringan yang kamu temukan. Gambar sayatan melintang kecembah kacang hijau Phaseolus radiatus Gambar sayatan melintang kecembah kacang hijau Phaseolus radiatus Gambar sayatan melintang melintang akar jagung Zea mays Gambar sayatan melintang melintang akar jagung Zea mays Gambar sayatan melintang akar udara anggrek epifit Dendrobium sp. Gambar sayatan melintang akar udara anggrek epifit Dendrobium sp. Gambar sayatan melintang akar bawang merah Allium cepa Gambar sayatan melintang akar bawang merah Allium cepa F. KESIMPULAN ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 55 BAB VII BATANG A. TUJUAN PRAKTIKUM - Mengamati struktur anatomi batang tumbuhan dikoti Magnoliopsida dan monokotil Liliopsida - Mengati struktur jaringan pembuluh pada berbgai macam tumbuhan B. LANDASAN TEORI Batang merupakan oragan vegetatif tumbuhan yang berfungsi untuk tempat melekatnya daun, mengangkut air dan juga sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Secara morfologi yang membedakan batang dengan akar adalah adanya ruas dan mata tunas di batang. Pada umumnya tumbuhan memiliki bentuk batang yang bulat, namun pada tumbuhan tertentu memiliki bentu batang segi empat seperti pada batang kumis kucing Orthosiphon stamineus, batang kemangi Ocimum basilicum, batang kecibeling Strobilanthes crispus. Pada tumbuhan tertentu bentuk morfologi batang digunakan sebagai penciri takson famili seperti pada Cyperaceae teki-tekian memiliki batang berbentuk segitiga Cyperus rotundus. Gambar Morfologi dan anatomi batang secara umum 56 Secara taksonomi batang dibangun oleh jaringan epidermis, jaringan dasar dan jaringan pengangkut. Jaringan epidermis pada perkembangan selanjutnya akan rusak dan digantikan dengan kulit kayu. Jaringan dasar dibangun oleh empulur pith sedangkan jaringan pengangkut terdiri dari xilem dan floem. Empulur mudah ditemukan pada batang singkong Manihot uttilisma yang disusun oleh jaringan parenkim yang memiliki bentuk isodiametris. Gambar Gambar sayatan melintang dari batang tumbuhan dikotil Barclay 2002. Pada tumbuhan dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium. Kambium merupakan jaringan meristematis dan aktif membelah yang dikenal dengan meristem lateral mengakibatkan batang bertambah diameternya Gambar Aktivitas pembelahan kambium akan mengakibatkan terbentuknya xilem sekunder ke arah dalam dan ploem xekunder ke arah luar. Pada batang dewasa kulit kayu barak dibangun oleh tiga jenis jaringan yaitu jaringan gabus cork, kambium gabus cork cambium dan floem sekunder. Gambar Struktur dan perkembangan jaringan pada batang tumbuhan dikotil. Gambar Batang Amaranthus brasiliana Amaranthaceae; 16. Struktur kambium pertama secara detail; 17. Berkas pembuluh kolateral berasosiasi dengan sklerenkim di dalam pith atau noktah; 18. Sayatan transversal yang mengambarkan berbagai variasi organisasi kambium dekat basal batang; 19. 58 Gambar detail dari ploem dn kambium. cz; cambial zone, ph; phloem, pi; pith, sc; sclerenchyma, vb; vascular bundle, xy; xylem. Aktivitas dari kambium akan membentuk lingkaran tahunan. Lingkaran tahunan merupakan lingkaran yang dibentuk oleh aktivitas pembelahan jaringan kambium selama setahun. Pada daerah temperata lingkaran tahunan mudah terlihat yaitu dengan terbentuk jaringan kayu yang bewarna gelap dan bewarna terang. Jaringan gelap merupakan jaringan yang dibentuk ketika musim salju yang biasnya membentuk sel yang kecil-kecil dan rapat sehingga kelihatan lebih gelap. Pada musim semi akan terbentuk jaringan pengangkut floem dan xilem denga sel yang berukuran lebih besar sehingga terlihat lebih terang. Lingkaran tahunan dapat digunakan untuk menentukan umur kayu. Gambar Sayatan melintang dari batang Tilia. Ca cambium vascular; r ploem dengan serat Struktur jaringan pengangkut pada tumbuhan monokotil berbeda dengan tumbuhan monokotil. Jaringan pengangkut pada tumbuhan dikotil tersusun dalam lingkaran sedangkan pada tumbuhan monokotil tersebar Gambar Gambar Anatomi batang Solanum torvum Sw. A-C. batang dengan pertumbuhan sekunder dengan sayatan melintang. A. gambaran umum, B. Detail, C. Detail dari vascular bundle. D-F. Akar dengan cross section D, E. gambaran umum dengan pertumbuhan sekunder; F. Detail dari idioblasts dengan druses, yang berada di bawah periderm. singkatan cam cambium, co collenchyma, pe periderm, pt pith. 60 Gambar Penampang melintang Styrax sumatrana a, radial b dan tangensial c kayu Styrax sumatrana Perbesaran 50x. Gambar Penampang melintang Styrax paralleloneurus a, radial b dantangensial c batang Styrax paralleloneurus Perbesaran 50x 50x enlargemen Gambar Batang dalam cross section dari Zea mays jagung. Atas A. vascula bundles dengan lapisan lignis yang tebal pada skelrenkim Clutter et al 2007. Bentuk jaringan pengankut pada tumbuhan Susunan berkas pembuluh pada tumbuhan bervariasi seperti kolateral, bikolateral dan amphivasal. 62 Gambar Jenis-jenis berkas pembuluh pada batang. a Diagram berkas pembuluh berbentuk bikolateral pada mentimum Cucurbita pepo; b diagram berkas kolatera pada dan kambium fascicular Piper nigrum; c gambar detail berkas kolateral dengan sedikit kambium pada Chondropetalum marlothii; d Gambar detail berkas amphivasal pada Juncus acutus c, cambium; scl, sclerenchyma Cutler et al 2007 C. ALAT DAN BAHAN ✓ Mikroskop ✓ Pinset ✓ Blade/silet ✓ Pipet tetes ✓ Air ✓ Objek glass ✓ Cover glass ✓ Preparat penampang median longitudinal pucuk Coleus sp. ✓ Preparat melintang batang Zea mays batang jagung ✓ Preparat melintang tangkai daun paku sarang burung Asplenium nidus 63 ✓ Preparat melintang batang Hibiscus sp. ✓ Preparat melintang batang Sechium edule batang labu D. CARA KERJA 1. Preparat penampang melintang pucuk Coleus sp. Coleus merupakan salah satu genus dalam Famili Lamiaceae dan sebgaian besar merupakan herba sehingga memiliki batang yang lunak serta berair. Berbagai jenis Coleus mudah ditemukan dilingkungan sekitar karena banyak digunakan sebagai sayur maupun tanaman hias. Untuk mengetahui struktur batang Coleus dapat dilakukan dengan mengamati awetan kering sayatan melintangnya atau membutan sayatan tipis pada pucuknya. Sayatan diamati dibawah mikroskop mulai perbesaran kecil hingga besar. Hasil pengamatan digambar kemudian dijelakan bagian bagian tunika, korpus, prokambium, calon daun, protoxilem, metaxilem dan jaringan dasar. Struktur tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan struktur batang atau perkembangan batang tumbuhan dikotil. 2. Preparat melintang batang Zea mays atau jagung Jagung merupakan salah satu species dari Famili Poaceae dan termasuk Kelas Liliopsida atau tumbuhan monokotil. Jagung memiliki batang yang lemah karena jaringan pengangkutnya tersebar dan kurang mengalami penebalan dinding sel. Untuk mengetahui struktur anatomi batang tumbuhan monokotil dapat dilakukan dengan mengamati awetan kering sayatang melintang batang jagung atau membuat sayatan segar secara melintang dari batang bagian tengah. Sayatan diamati dibawah mikroskop dan hasil pengamatan digambar. Untuk memberi keterangan gambar kamu dapat sesuaikan dengan buku panduan Estiti et al 1981. 64 3. Preparat melintang batang labu atau Sechium edule Sechium edule merupakan salah satu spesies dalam Famili Cucurbitaceae Kelas Magnoliophyta atau Dikotilodenae. Walaupun tumbuhan dikotil memiliki pertumbuhan sekunder, namun berbeda halnya dengan Cucurbitaceae. Batang Cucurbitaceae termasuk labu pada umumnya lemah oleh karena itu untuk pertumbuhannya menggunakan panjatan sebagai penopang batang. Hal tersebut berhubungan dengan sistem jaringan pembuluh yang terdaat pada Cucurbitaceae memiliki penebalan dinding berbentuk cincin dan terputus. Cucurbitaceae memiliki sistem susunan pembuluh yang bikolateral yaitu xilem yang dikelilingi oleh folem ekternal dan internal. Untuk mengetahi susunan batang labu dapat dilakukan dengan mengamati awetan preparat kering sayatan melintang dari batang labu atau membuat sayatan tipis lalu diamati dibawah mikroskop. Gambar hasil pengamatanmu dan jelaskan bagian bagian epidermis, kortek, xilem, floem eksternal, folem internal, kambium. Untuk membantu bisa kamu bandingkan dengan buku literature. 4. Preparat melintang batang Hibiscus sp. Hibiscus sp merupakan salah satu Genus dalam Famili Malvaceae dan sering digunakan sebagai sumber serat seperti Hibiscus tiliaceus waru laut dan Hibiscus rosa-sinensis bunga kembang sepatu. Tumbuhan ini memiliki susunan jaringan pembuluh atau pengankut yang kolateral yaitu jaringan xilem berada disebelah dalam dan floem disebelah luar. Untuk lebih jelas dapat dilakukan pengamatan pada awetan kering batang Hibiscus atau membuat sayatan pada kulit batang atau pucuk dari Hibiscus di bawah mikroskop. Gambar hasil pengamatanmu dan beri keterangan setiap jaringan yang kamu temukan. 65 5. Preparat melintang tangkai daun paku sarang burung Asplenium nidus Berbagai jenis tumbuhan paku memilik jaringan pengangkut yang sudah berkembang dengan baik, namun tidak sebaik pada tumbuhan Angiospermae tumbuhan berbunga. Asplenidium nidus atau yang dikenal dengan paku sarang burung merupakan salah satu tanaman hias dari kelompok paku-pakuan Pteridophyta yang muda ditemukan di lingkungan sekitar. Tumbuhan paku pada umumnya memiliki susunan jaringan pembuluh yang amfikribal. Untuk mengetahui susunan jaringan pembuluh pada tumbuhan paku dapat dilakukan dengan mengamati awetan sayatan melintang tangkai daun A. nidus atau dapat dilakukan dengan membuat sayatan segar tangkai daun di bawah mikroskop. Gambar hasil pengamatanmu dan beri keterangan setiap jaringan yang kamu gambar. Dalam pengalaman kami membuat sayatan tangkai daun yang masih muda lebih mudah dibandingkan dengan yang tua. Bandingkan hasil pengamatanmu dengan tumbuhan sebelumya. E. HASIL PENGAMATAN Gambar penampang median longitudinal pucuk Coleus sp Gambar penampang median longitudinal pucuk Coleus sp Gambar melintang batang Zea mays batang jagung Gambar melintang batang Zea mays batang jagung Gambar melintang batang Sechium edule batang labu Gambar melintang batang Sechium edule batang labu Gambar melintang batang Hibiscus sp. Gambar melintang batang Hibiscus sp. Gambar melintang tangkai daun paku sarang burung Asplenium nidus Gambar melintang tangkai daun paku sarang burung Asplenium nidus G. KESIMPULAN ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 68 BAB VIII DAUN A. TUJUAN PRAKTIKUM Mengetahui berbagai struktur anatomi daun dan modifikasinya. B. LANDASAN TEORI Daun merupakan organ vegetatif tumbuhan yang paling bervariasi morfologi terutama dari bentuk, ukuran, warna dan memiliki banyak modifikasi. Walaupun memiliki banyak variasi dalam morfologi, namun bila dilihat dari struktur anatominya lebih seragam. Secara anatomi daun tersusun dari epidemis atas, jaringan dasar jaringan palisade, jaringan bunga karang, jaringan pengangkut xilem dan floem dan epidermis bawah. Bila dilihat dari habitatnya terdapat variasi struktur daun yaitu tumbuhan air hidrofit, xerofit tumbuhan di tempat kering, tumbuhan dataran rendah dan tumbuhan dataran tinggi. Tumbuhan air biasanya memiliki daun lebar sedanagkan dtumbuhan tempat kering biasanya memiliki lapisan kutikula yang tebal. Secara umum daun dibedakan menjadi epidermis, mesofil dan tulang daun. 1. Epidermis Jaringan epidermis merupakan jaringan yang terdapat di bagian permukaan atas dan permukaan bawah daun. Bentuk sel yang menyusun jaringan epidermis berbentuk pipih, rapat dan tidak bewarna atau transparan sehingga memudahkan sinar matahari mencapai jaringan palisade. Pada berbagai jenis tumbuhan jaringan epidermis mengalami modifikasi menjadi stomata dan trikoma. 69 Gambar Struktur anatomi daun. Bila dilihat dari permukaan atas maka susunan anatomi daun terdiri dari kutikula lapisan lilin, jaringan epidermis atas, jaringan palisade, jaringan bunga karang, jaringan pengangkut dan epidermis bawah. Pada gambar di atas terlihat bahwa stomata terdapat pada permukaan bawah daun. Stomata berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dan uapa air yang dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi. Stomata memiliki komponen yaitu lubang pori, sel penjaga bentuk mirip kacang atau ginjal dan sel tetangga. Pad tumbuhan air stomata terdapat di bagian epidermis atas, sedangkan pada tumbuhan darat stomata terdapat pada permukaan bawah. Jumlah dan bentuk stomata bervariasi antara satu species dengan spesies lainnya dan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Gambar Penampang melintang daun kacang hijau dengan genotif sensitif terhadap naungan a tanpa naungan dan b naungan 52%, dengan 70 perbesaran 40x. Sundari dkk. 2008. Pada gambar di atas terlihat terdapat perbedaan struktur epidermis pada kacang yang diberi naungan dan tanpa naunga. Sel epidermis pada daun yang tidak dinaungi lebih banyak dan lebih rapat dibandingkan dengan yang tidak dinaungi. Gambar Penampang melintang daun genotipe kacang hijau toleran naungan a tanpa naungan dan b naungan 52%, dengan perbesaran 40x. Pada berbagai tumbuhan, jaringan epidermis daun dapat mengalami modifikasi menjadi trikoma. Bentuk, struktur, ukuran trikoma berbeda antara satu species dengan species lainnya. Pada braktea tanaman nusa merah indah pada trikomanya terdapat pigmen. Beberapa tumbuhan memiliki trikoma dengan pangkal yang kuat seperti pada daun jagung Zea mays dan daun kumis kucing Orthosiphon stamineus. Daun tekokak Solanum torvum memiliki trikoma bercabang dan sangat mudah lepas dari daunnya. Pada tanaman jelatang Urticularia, trikomanya mengandung sekret yang mudah lepas dan mengakibatkan rasa yang sangat gatal ketika megenai kulit manusia. 2. Mesofil Mesofil atau sering disebut sebagai bagian tengah daun merupakan bagian daun yang dibentuk oleh jaringan palisade jaringan tiang dan jaringan spons jaringan bunga karang. Jaringan tiang posisinya berada 71 disebelah bawah jaringan epidermis atas bentukya mirip tiang dan stersusun secara rapat. Pada sel yang menyusun jaringan tiang memiliki banyak kloroplas sehingga merupakan tempat utama proses fotosintesis. Perkembangan klorofil yang terdapat di jaringan palisade dipengaruhi oleh cahaya matahari, oleh karena itu jumlah kroloroplas sangat dipengaruhi oleh lingkungan gambar 3. Gambar Tipe-tipe susunan sel penjaga pada berbagai stomata kompleks pada tumbuhan. A. Anomosytik; B. Siklositik; C. Amphilosiklositik; D. Aktinositik; E. Anisositik; F. Amphianisositik; G. Diasitik; H. Amphidiasitik; I. Parasitik; J. Amphiparasitik; K,. Brankiparasitik; L. Amphibrankhiparasitik; M. Hemipara-sitik; N. Paratetrasitik; O. Amphiparatetrasitik; P. brankhiparatetrasitik; Q. Amphibrankhiparatetrasitik; R. Staurositik; S. Anomotetrasitik; T. Paraheksa kiticmonopolar; U. Paraherasitik-diapolar; V. Brankiparaherasitik-monopolar; W. Brankiparaheksasitik-dipolar; X. Polositik; AA. Coaksilositik; BB. Desmositik; CC. Perisitik; DD. Koperisitik; EE. Amphiperisitik; Jaringan spons atau jaringan bunga karang merupakan jaringan yang yang banyak memiliki ruang antar sel. Sel yang menyusu jaringan bunga karang berbentuk isodiametris dan juga mengandung klorofil, namun jumlah klorofilnya lebih sedikit dibandingkan dengan jaringan palisade. Rongga 72 yang terdapat di antara sel bunga karang berfungsi sebagai tempat jalan masuknya CO2 untuk fotosintesis dan O2 hasil fotosintesis. Struktur mesofil pada berbagai jenis tumbuhan sangat bervariasi. Pada tumbuhan sukulen tumbuhan daunnya berdaging jaringan mesofilnya sangat tebal. Pada daun lidah buaya Aloe vera pada jaringan tengahnya mengandung jaringan dasar yang tidak bewarna yang dibangun oleh sel yang berbentuk isodiametris yang berisi banyak cairan. Pada tumbuhan Pinus sp memiliki daun seperti jarum. Secara anatomi strukturnya mirip dengan struktur batang gambar Gambar Struktur daun tumbuhan konifer Pinus sp. Jaringan berkas pengangkut vasculer budle terdapat di bagian tengah berhubungan langsung dengan tulang daun. Stomata terdapat di semua permukaan daun dan di bagian mesofil daun terdapat salauran resin resin duct. 3. Berkas Pembuluh Berkas pembuluh atau yang dikenal dengan nama bundle sheat ditemukan pada tulang daun. Pada tumbuhan yang meiliki daun tebal biasanya jaringan pembuluhnya kurang berkembang dengan baik seperti pada daun lidah buaya dan daun lidah mertua Sansiviera sp.. Sebagian 73 besar tumbuhan dikotil atau Magnoliopsida memiliki tulang daun yang berkembang dengan baik yang dibangun oleh jaringan pengangkut atau pembuluh yang berhubungan dengan tangkai daun. Struktur berkas pembuluh pada daun terdapat variasi terutama pada tumbuhan C3 dan C4. Beberapa contoh tumbuhan C3 terutama dari kelompok Poaceae seperti jagung Zea mays dan padi Oryza sativa. Bila dilihat dari struktur biasanya jaringan xilem yang berfungsi mengankut air berada pada posisi permukaan atas, sedangkan jaringan xilem berada di permukaan bawah. Bila dilihat dari struktur dinding selnya, jaringan xilem memiliki dinding yang lebih tebal dibandingkan dengan jaringan floem. Gambar A-C. Sayatan melintang dari daun Solanum torvum. A. Struktur mesofil secara dorsiventral; B-C. Berkas pengankut berbentuk bicollateral pada tulang daun utama B. Bagian apikal, C. Bagian tengah. D-E. Sayatan melintang tangkai daun dengan berkas pembuluh berbentuk “U” D. Bagian ujung apikal; E. bagian bawah basal; F. Struktur lebih detail dari berkas pengangkut. Singkatan cam jaringan kambium, co jaringan kolemkim, eab permukaan epidermis bagian bawah, ead permukaan epidermis bagian atas, fp parenkim dasar, id idioblas, pp jaringan parenkim palisade; sp jaringan parenkim bunga karang spons, tr trikoma berbentuk porrect-stelatte Nurit-Silva 2011. Gambar Anatomi tulang utama daun A. brasiliana Amaranthaceae 8, 9. Sayatan secara transfersal dari berkas pembuluh; 10. Kolemkin sudut di bawah permukaan atas jaringan epidermis; 11. Struktur detail dari berkas pembuluh kolateral. dr; druse, cz; zona kambium, ph; ploem, xy; xilem Duarte and Debur 2004. 75 Gambar Anatomi helaian daun A. brasiliana Amaranthaceae; 2, 3. permukaan atas dan bawah dari dari sel epidermis secara berurutan; 4. Stoma secara sayatan transfersal; 5. Trikoma tidak berkelenjar bersel banyak pluricellular yang dibungkus dengan kutikula papilosa; 6. Sayatan trasnfersal dari mesofil dorsiventral dengan idiobalas dengan druse; 7. Sayatan transfersal dari berkas pengangkut kolateral kecil yang dikelilingi oleh seudang parenkim. dr; druse, pp; parenkim palisade, sh; seludang/sheath, sp; parenkim bunga karang spons, st; stomata Duarte and Debur 2004 76 Gambar Struktur tulang daun utama A. brasiliana 8-9; sayatan trasnfersal dari sejumlah berkas pengangkut; 10; Kolemkim sudut di bawah permukaan jaringan epidermis; 11; Struktur lebih detail dari berkas pengangkut kolateral. dr druse, cz zona kambium, ph ploem, xy; xilem. Gambar Modifikasi dari daun. a duri Barberry. b tendril dari anggur Vitis vinifera. c umbi bawang merah – daun sukulen, bulb. d Nepenthes sp. helaian daun berubah bentuk menjadi kantong. 77 Gambar Sayatan melintang dari batang Echinopsis calochlora. 1-2, Jaringan epidermis yang ditutup oelh kutikula yang tebal panah. Ruang stomata melewati hipodermis. 1, Echinopsis calochlora. Epidermis yang uniseriate. Stomata pada posisi yang dama dengan sel epidermis. Mikrograf dari mikroskop elektron scanning pada stoma epidermis bisseriate epidermis dan tumbuhan sukulen. 3-4, peridermis dengan peloderm pada lapisan sel perenkim; kambium gabus yang disusun oleh lapisan sel dengan dinding yang penebalan suberin dan sel dengan dinding yang mengalami. 3, E. calochlora. 4-6, E. rhodotricha. 5, susunan korteks hipodermis yang diikuti oleh lapisan parenkim palisade dan sel parenkim di bagian dalam yang berbentuk isodiametris. Berkar kortical panah. 6, kortex. 78 C. ALAT DAN BAHAN ✓ Mikroskop ✓ Pinset ✓ Blade/silet ✓ Pipet tetes ✓ Air ✓ Objek glass ✓ Cover glass ✓ Preparat awetan daun dari Zea mays jagung ✓ Preparat awetan daun dari Nerium oleander ✓ Preparat awetan daun dari Pinus merkusii D. CARA KERJA 1. Preparat awetan daun dari jagung Zea mays Jagung merupkan tumbuhan monokotil atau Liliopsida yang sering digunakan sebagai bahan untuk mengamati struktur anatomi daun. Hal tersebut berhubungan sayatan melintang daun daun Zea mays mudah dibedakan antara jaringan epidermis, jaringan dasar dan jaringan pengankutnya. Jaringan eidermis atas dan bawah daun jagung relatif sama, naman pada sisi adaksial atas sering ditemukan sel buliform. Sel buliform memiliki fungsi untuk pengaturan membuka atau menggulungnya daun ketika sumber air kurang atau kekeringan. Jaringan mesofil bagian tengah memiliki struktur relatif sama sehingga tidak bisa dibedakan antara jaringan palisade dan jaringan unga karang. Struktur daun yang demikian pada umumnya dimiliki oleh tumbuhan dari famili Poaceae, sehingga sering digunakan sebagai salah satu identifikasi dari takson tersebut. Pada bagian mesofil juga mudah ditemukan jaringan pengangkut yang 79 ditandai dengan adanya sel besar yang dikelilingi dengan sel-sel yang kecil sehingga sangat berbeda strukturnya dengan jaringan disekelilingnya. Untuk melihat struktur anatominya lebih jelas dapat dilakukan dengan mengamati preparat awetan kering sayatan melintang daun jagung di bawah mikroskop. Lakukan pengamatan mulai perbesaran kecil hingga besar dan gambar hasil penngamatanmu serta berikan keterangan setiap jaringan yang kamu gambar. 2. Preparat awetan dari daun Nerium oleander Struktur anatomi daun dipengaruhi oleh habitatnya oleh karena itu tumbuha yang hidup ditempat lembab berbeda dengan yang hidup ditempat kering. Beberapa contoh tumbuhan yang hidup ditempat kering adalah kaktus dan oleander Nerium oleander. Secara morfolologi tumbuhan xerofit hidup ditempat kering memiliki ukuran yang kecil-kecil, sedangkan secara anatomi memiliki stomata yang tersembunyi dan memiliki jaringan kutikula. Untuk mengetahui struktur anataomi daun tumbuhan xerofit dapat dilakukan dengan mengamati awetan kering sayatan melintang dari Nerium oleander di bawah mikroskop. Pengamatan dilakukan mulai dari perbesaran kecil hingga besar dan hasil pengamatan digambarkan serta diberi keterangan. 3. Preparat awetan daun Pinus merkusii Berbagai tumbuhan yang hidup didaerah kering memiliki struktur daun yang berbentuk jarum. Hal tersebut bertujuan untuk efisiensi penyerapan cahaya. Daun tersebut tidak bisa dibedakan antara sisi adaksial dan sisi abaksial. Beberapa tumbuhan yang memiliki daun jarum antara lain Pinus merkussi, Casuarina sp. Secara anatomi daun Pinus merkusii memiliki dinding sel yang sangat tebal dan stomata 80 terdebar diseluruh permukaan daun serta memiliki kutikula. Pada bagian mesofil daun daging daun dapat ditemukan jaringan pengangkut yang berhubungan langsung dengan tangkai daun. Untuk mengetahui lebih lanjut struktur anatomi daun P. merkussi dapat dilakukan pengamatan terhadap sayatan melitang daunnya. Kemudian lakukan hal yang sama seperti pada daun Nerium oleander. E. HASIL PENGAMATAN Gambar penampang melintang awetan daun Zea mays jagung Gambar penampang melintang awetan daun Zea mays jagung Gambar melintang daun Nerium oleander Gambar melintang daun Nerium oleander Gambar sayatan melintang daun Pinus merkusii Gambar sayatan radial daun Pinus merkusii F. KESIMPULAN ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 82 BAB IX BUNGA, BUAH DAN BIJI A. TUJUAN PRAKTIKUM Mengetahui struktur anatomi alat reproduksi generatif bunga yaitu benang sari jantan dan putik betina terutama bagian kepala sari, pollen dan ovarium. B. LANDASAN TEORI Tumbuhan berbunga atau Magnoliophyta melakukan reproduksi seksual dengan membentuk bunga. Bunga merupakan modifikasi orrgan vegetatif tumbuhan yaitu daun dan batang sehingga memiliki struktur anatomi yang mirip Gambar Bunga merupakan organ generatif tumbuhan yang memiliki bagian bagian yaitu tangkai bunga pedunkulus, dasar bunga reseptakulum, kelopak bunga Kaliks, mahkota bunga korolla, benang sari stemen dan putik karpel. Sebagain besar bunga Magnoliophyta tersusun dalam lingkaran atau yang dikeal juga dengan bunga siklik Gambar Gambar Sayatan longitudinal dari organ vegetatif tumbuhan A bagian organ reproduksi B dari meristem apikal pucuk dari Arabidopsis. 83 Gambar Organ bunga dengan inisiasinya pada meristem bunga Arabidopsis. A dan B bagian-bagian bunga pada bunga berkarang concentric circles, dari sepal. C model kombinasi Gambar Skema bunga dari kembang merak Caesalpinia pulcherrima A sayatan membujur B Cross-section C Schematic diagram Benang sari dan putik merupakan bagian dari bunga yang berpungsi sebagai alat reproduksi. Benang sari terdiri dari beberaa bagian yaitu tangkai sari stilus, kepala sari antera dan serbuk sari pollen. Putik memiliki bagian bagian yaitu kepela putik stigma, tangkai putik stilus dan bakal buah ovarium. Di dalam ovarium terdapat bakal buah ovarium dan di dalam bakal buah terdapat bakal biji ovulum. Kepala sari memiliki kotak spora yang disebut dengan sporangium yang dapat melakukan spermatogenesis atau mikrosprogenesi, sedangkan dalam bakal buah terjadi makrosporogenesis atau oogenesis. Struktur serbuk 84 sari maupun bakal buah bervariasi pada setiap tumbuhan sehingga sering digunakan untuk identifikasi tumbuhan gambar Bakal biji ovulum yang tumbuh di plasenta pada bakal buah ovarium adalah tempat terjadinya megasporogenesis dan megagametogenesis. Pada bakal biji dapat dibedakan nuselus, satu atau dua integumen yang menutupi nuselus dan funikulus tangkai biji. Gambar Perbandingan permukaan struktur serbuk sari dari A, Crocus michelsonii, B, Crocus vallicola Clutter et al 2007. Hasil spematogenesis akan terbentuk 4 sel serbuk sari dari setiap sel induk serbuk sari, sedangkan hasil dari oogenesis akan terbentuk satu sel telur yang fungsional. Serbuk sari akan berkecambah dan membentuk tabung sari ketika jatuh di kepala putik Gambar membentuk sel sperma. Gambar Butir pati Tradescantia pallida, yang sedang berkecambah pada kepala putik. p, butir pollen; pt, tabung pollen; s, papilla pada stigma Clutter et al 2007. 85 Proses fertilisasi pada tumbuhan Magnolyophyta terjadi dengan pembuahan ganda yang terjadi di dalam kantong embrio. Sel telur dan inti kandung lembaga sekunder akan dibuahi oleh sel sperma. Sel telutr yang dibuahi akan membentuk embrio, sedangkan inti kandung lembaga sekunder yang dibuahi akan membentu endosperm. Pada tanaman jagung endosperm berkembang dengan baik, namun pada berbagai janis tanaman juga terkkadang tidak berkembang. Endosperma berfungsi sebagai cadangan makanan dalam perkembangan embrio. Ovarium merupakan tempat terjadinya pembuahan. Struktur ovarium bunga bervariasi antara satu spesies dengan species lainnya. Di dalam ovarium ditemukan plasenta yaitu bagian yang menghubungkan biji dengan ovarium. Bila dilihat dari posisi ovarium terhadap dasar bunga dibedakan menjadi ovarium superior, ovarium inferior dan ovarium semi inferior. Bunga yang memiliki ovarium superior merupakan bunga hipogynus sedangkan bunga yang memiliki ovarium inferior merupakan bungan hipogynus dan bunga yang memiliki ovarium semi inferior disebut dengan bunga periginus. Jambu biji Psidium guajava, jambu air Syzygium aquem, mentimum Cucumis sativum merupakan tumbuhan yang memiliki ovarium inferior. Cabe Capsicum annuum dan kacang panjang Vigna sinensis merupakan tumbuhan yang memiliki ovarium superior. Biji memiliki bagian-bagian yang disebut dengan embrio, endosperma, kotiledon dan kulit biji. Gambar Struktur ovarium dan posisi bunga. a Sayatan transversal dari ovarium trilocular. b Ovarium dengan satu ruang unilocular ovary. c Posisi ovarium pada karpel. d Posisi ovarium dilihat dari dasar bunga kiri ke kanan superior, semi inferior dan inferior Gambar Bunga apel dan struktur buahnya 87 Gambar Modifikasi dari penyebaran biji. a Gambar dari biji dikotiledon. b Dandelion. c Legume, Pithecellobium arboreum d Biji pinus. C. ALAT DAN BAHAN ✓ Mikroskop ✓ Pinset ✓ Blade/silet ✓ Pipet tetes ✓ Air ✓ Objek glass ✓ Cover glass ✓ Antera segar bunga bakung Lilium ✓ Antera segar bunga terompet Datura metel ✓ Serbuk sari segar bunga ganyong Canna hibrida ✓ Serbuk sari bunga pacar air Impatiens balsamina 88 ✓ Serbuk sari bunga genda rusa Justicia gendarusa ✓ Serbuk sari bunga bakung Lilium sp ✓ Butir Hibiscus rosa-sinensis ✓ Biji jagung Zea mays yang sudah tua D. CARA KERJA 1. Penampang melintang anthera bunga bakung Bakung merupakan salah satu jenis tanaman yang memilliki ukuran kepala sari yang besar. Untuk mengamati struktur anatomi kepala sari buatlah sayatan tipis kepala sari dari permukaan atas ke permukaan bawah, kemudian diletakkan di atas objek gelas dengan posisi bagian sayatan menyentuh permukaan objek gelas. Beri setetes air ke atas sayatan kemudian tutup dengan cover gelas. Amatidi bawah mikroskop dari perbesaran kecil hingga besar dan gambar hasil pengamatan kamu. Tunjukkanlah bagian-bagian epidermis, endotesium, tapetum, stomium, polen, lokulus. 2. Penampang melintang antera bunga terompet Lakukan seperti langkah 1 untuk antera bunga terompet. Amatilah perbedaannya dengan antera bunga lili. 3. Preparat segar memanjang ovarium bunga canna Bunga canna merupakan salah satu jenis tanaman hias yang mudah ditemukan diberbagai pekarangan dengan warna bunga merah, kuning maupun orange. Tanaman ini memiliki ovarium yang inferior sehingga mudah dilihat ketika bunga masih kecil belum mekar. Untuk mengamati stuktur ovarium bunga canna lebih mudah dilihat pada bunga yang belum mekar. Ovarium bunga canna yang belum mekar disayat tipis secara memanjang dari bagian atas ke bawah. Sayatan diusahan persis diposisi bagian tengan dari bakal buah kemudian letakkan di atas objek gelas dan diberi satu tetes air 89 kemudian tutup denga objek gelas. Amati di bawah mikroskop dan gambar hasil pengamatan kamu. Pada gambar tunjukkan bagian-bagian dinding ovarium, plasenta, ovulum, nuselus, integumen luar, integumen dalam, funikulus. 4. Preparat segar melintang ovarium bunga canna Struktur ovarium bunga canna dapat dilihat dari sayatan melintangnya dengan melakukan hal yang sama pada nomor 3. Untuk melihat keseluruhan ruangan yang terdapat pada bakal buah sayatan dilakukan di bagian bakal buah yang paling atas bagian yang berbatasan dengan tangkai putik. Amati di bawah mikroskop kemudian gambar hasil pengamatan kamu dan jelaskan bagian-bagiannya. 5. Preparat segar butir polen Hibiscus rosa-sinensis Hibiscus rosa-sinensis memiliki bunga yang menarik dengan benang sari banyak namun bagian dasarnya terkumpul dalam satu tabung. Pad kepala sari terdapat banyak serbuk sari. Serbuk sari dapat dipisahkan dari kepala sari dengan menggunakan pinset atau dengan meneteskan air pada kepala sari lalu tetesannya ditampung di objek gelas, kemudian diratakan lalu ditutup dengan cover gelas. Sisa air dikeringkan dengan menggunakan kertas tissue. Amati objek yang kamu buat di bawah mikroskop dari perbesaran kecil hingga besar. Gambar hasil pengamatan kamu lalu tunjukkan bagian bagian dari serbuk sari. 6. Preparat segar butir polen bunga lili, pacar air, genda rusa, canna Untuk pollen bunga lili, pacar air, genda rusa, canna dilakukan hal yang sama seperti pada pollen kembang sepatu. Perhatikan perbedaan setiap pollen dan gambar hasil pengamatan kamu. 7. Preparat segar biji jagung 90 Biji jagung merupakan salah satu jenis biji yang mengandung bagian-bagian embrio, kotiledon dan ensosperm. Buatlah sayatan memanjang dari buah jagung usahakan mengenai embrionya, kemudian letakkan di objek gelas dan tutup dengan cover gelas. Amati di bawah mikroskop dan gambar hasil pengamatan kamu. Tunjukkan bagian bagian perikarp, lapisan aleuron, endosperm, skutelum, embrio, koleoptil dan radikula. E. HASIL PENGAMATAN Gambar penampang melintang anthera bunga lili Gambar penampang melintang anthera terompet Gambar penampang memanjang ovarium canna Gambar penampang melintang ovarium canna Gambar preparat segar butir polen Hibiscus rosa sinensis Gambar preparat segar butir polen Lilium Gambar preparat segar butir polen pacar air Gambar segar butir polen butir genda rusa Gambar preparat segar butir polen canna Gambar preparat segar biji jagung 92 F. PERTANYAAN 1. Jelaskan perbedaan struktur memanjang dan melintang dari ovarium Canna 2. Jelaskan perbedaan struktur pollen hibiscus rosa-sinensis, bunga lili, pacar air, genda rusa, dan Canna G. KESIMPULAN __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 93 DAFTAR PUSTAKA Barclay, G. 2002. Plant Anatomy Plant anatomy describes the structure and organization of the cells, tissues and organs of plants in relation to their development and function. University of the West Indies, St Augustine, Trinidad and Tobago. Macmillan Publishers Ltd, Nature Publishing Group. Duarte, Debur. 2004. Characters of the leaf and stem morpho-anatomy of Alternanthera brasiliana L. O. Kuntze, Amaranthaceae. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences 401 85-92. Esau, K. 1965. Plant Anatomy, ed 2. Wiley. Garcia, E. Scremin-Dias and P. Soffiatti. 2012. Stem and root anatomy of two species of Echinopsis Trichocereeae Cactaceae. Revista Mexicana de Biodiversidad 83 1036-1044. Hidayat, 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung. Levetin-McMahon. 2008. Introduction to Plant Life Botanical Principles The Plant Cell Plants and Society, Fifth Edition © The McGraw-Hill Companies19-30. Nimah, K. 2014. Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan. Pendidikan Biologi. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas PGRI Semarang. Ningsih, R. 2012. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. Program Studi Biologi FMIPA Universitas Halueleo. Kendari. Nurit-Silva, K., R. Costa-Silva, Coelho, and Agra 2011. A pharmacobotanical study of vegetative organs of Solanum torvum. Revista Brasileira de Farmacognosia Brazilian Journal of Pharmacognosy 214 568-574. Pasaribu, G., Jasni, R. Damayanti and S. Wibowo. 2013. Sifat Anatomi, Sifat Fisis Dan Mekanis Pada Kayu Kemenyan Toba Styrax sumatrana 94 Dan Kemenyan Bulu Styrax paralleloneurus. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 312 161-169. Taiz, L. & E. Zeiger. 2016. Plant Physiology. Sinauer Associates, Inc, Sunderland xxvi + 764 hlm. Sundari, T., Soemartono, Tohari dan W. Mangoendidjojo. 2008. Anatomi Daun Kacang Hijau Genotipe Toleran dan Sensitif Naungan. Bul. Agron. 363 221-228. Utomo, 2000. Penuntun Praktikum Struktur Tumbuhan. Departemen Biologi FMIPA. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 95 TENTANG PENULIS MARINA SILALAHI, lahir di Desa Bah Raja Sibisa, pada tanggal 26 September 1972. Menamatkan SD Inpres Sibisa 1985, SMP Negeri 1 Panei Tongah 1988, SMANegeri 1 Pematang Siantar 1991, Program Sarjana di Prodi Pendidikan Biologi, FPMIPA, Universitas Negeri Medan pada tahun 1996. Pada tahun 1996-1997 mengikuti Program Pra-Magister di Institut Teknologi Bandung. Mengikuti Program Magsiter S2 di Jurusan Biologi, FMIPA, Institut Teknologi Bandung ITB pada tahun 1997-1999. Program Doktor S3 diikuti pada tahun 2010-2014 di Prodi Biologi, FMIPA, Universitas Indonesia. Pada tahun 2000-sekarang menjadi tenaga pendidik di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP, Universitas Kristen Indonesia UKI, Jakarta. Beberapa mata kuliah yang diampu antara lainMorfologi dan Sistematika Tumbuhan, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, Etnobotani, Seminar Biologi, dan Metode Penelitian. Telah memublikasi beberapa karya ilmiah diberbagai jurnal internasional bereputasi, internasional, nasional dan nasional terakreditasi. Aktif mengikuti berbagai konferensi Biologi baik tingkat internasional, nasional dan lokal. Sebagai wujud tanggung jawab dalam pengembangan ilmu dalam bidang Biologi juga menjadi Pimpinan Redaksi Jurnal Pro-life. Fokus penelitiannya pada bidang etnobotani dan etnomedisin pada etnis Batak Sumatera Utara. Beberapa link terkait. 1. 2. 3. 4. Beberapa artikel yang dipublikasikan. 96 1. Marina Silalahi, Nisyawati, Eko Baroto walujo, Jatna Supriatna, Wibowo Mangunwardoyo. 2015. The local knowledge of Medicinal plants trader and diversity of medicinal plant in the Kabanjahe Traditional Market, North Sumatera, Indonesia. Journal of Ethnopharmacology, Volume 175 halaman 432-443 2. Marina Silalahi, Nisyawati, Eko Baroto Walujo, Jatna Supriatna, 2015. Local knowledge of medicinal plants in sub-ethnic Batak Simalungun of North Sumatra, Indonesia. Journal Biodiversitas Volume 161 44-54 3. Anisatu Z. Wakhidah, Marina Silalahi, Dimas H. Pradana. 2017. Inventory and conservation plant of oke sou traditional ceremony; A welcoming tradition of maturity girl on the community of Lako A kediriVillage, West Halmahera, Indonesia. Journal Biodiversitas Volume 18 No 1 Hal 65-72 4. Marina Silalahi dan Nisyawati. 2018. The ethnobotanical study of edible and medicinal plants in the home garden of Batak Karo sub-ethnic in North Sumatra, Indonesia, Jurnal Biodiversitas 19 1 621-631 5. Endang C. Purba, Marina Silalahi, Nisyawati 2018. Gastronomic ethnobiology of “terites”da traditional Batak Karo medicinal food A ruminant's stomach content as a human food resource. Journal of Ethnic Foods 5 1 114-120. 6. Marina Silalahi, Nisyawati. 2018. An ethnobotanical study of traditional steam-bathing by the Batak people of North Sumatra, Indonesia. Journal Pacific Conservation Biology halaman 1-17. 7. Dingse Pandiangan, Marina Silalahi, Farha Dapas, Febby Kandou. 2019. Diversity of medicinal plants and their uses by the Sanger tribe 97 of Sangihe Islands, North Sulawesi, Biodiversitas Volume 20, Number 2 621-631. 8. Marina Silalahi, Nisyawati, Dingse Pandiangan. 2019. Medicinal plants used by the Batak Toba Tribe in Peadundung Village, North Sumatra, Indonesia, Jurnal Biodiversitas Volume 20, Number 2 510-525. 9. Marina Silalahi, Nisyawati. Pemanfaatan Anggrek Sebagai Bahan Obat Tradisional pada Etnis Batak Sumatera Utara. Jurnal Berita Biologi Volume 142187-192 FAJAR ADINUGRAHA merupakan Dosen Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kristen Indonesia Jakarta dari tahun 2017-sekarang. Menempuh Pendidikan Sarjana di Universitas Negeri Semarang UNNES – Pendidikan Biologi S1 2007-2011 dan Pendidikan Magister di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta UNINDRA – Pendidikan MIPA 2014-2017. Beberapa Buku yang diterbitkan 1. 2017 Buku Prediksi Rangkuman UN Biologi, Buku Kapsul Kumpulan Soal-Soal Ujian Biologi, dan Buku Petunjuk Praktikum SMA. 2. 2018 Buku Siswa Model IPA Terpadu untuk Kelas VII SMP/MTs Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud 3. 2018 Buku Guru Model IPA Terpadu untuk Kelas VII SMP/MTs Pusat Kurikulumdan Perbukuan Kemendikbud 4. 2019 Buku Siswa Biologi untuk Kelas X SMA/MA Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud 5. 2019 Buku Guru Biologi untuk Kelas X SMA/MA Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud Beberapa karya ilmiah yang diterbitkan di Jurnal 98 1. 2017 Pengaruh Model Pembelajaran Dan Efikasi Diri Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMA Peminatan MIPA, Jurnal Pro-Life 43 441-455. 2. 2018 Gambaran Persepsi Peserta Didik tentang Kebermanfaatn Buku Pengayaan ujian Nasional Biologi, EdumatSains 2 2 99-114. 3. 2018 Media Pembelajaran Biologi Berbasis Ecopreneurship, Formatif Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 7 3. 4. 2018 Penerapan Media Kartu KUPUBIL sebagai Pengayaan Materi Ujian Nasional Biologi, Bioeduscience 2 1 59-67 5. 2018 Potensi Beras Analog Sukun Semi Instan Artocarpus communis sebagai Bahan Pangan Alternatif, Surya Agritama 71 19-32. 6. 2018 Pendidikan Nilai Sikap Kurikulum 2013 dalam Tembang Macapat, Jurnal Selaras 1139-53. 7. 2018 Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Mata Kuliah Media Pembelajaran. Jurnal SAP Susunan Artikel Pendidikan 31 1-9. 8. 2018 Pendekatan Keterampilan Proses Sains dalam Bentuk Proyek Karya Ilmiah untuk Menumbuhkan Minat Belajar Siswa, Jurnal Dinamika Pendidikan 111 14-29. 9. 2018 Perancangan Desain Alat Pemanenan Air Hujan Dengan Media Filter Dan Pembangkit Listrik Mikrohidro Yagipure, Jurnal Faktor Exacta 112 118-127. 99 10. 2018 Pendekatan Jelajah Alam Sekitar JAS Pada Mata Kuliah Sistematika Hewan, Jurnal Pro-Life 53 598-610. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this D, Silalahi M, Dapas F, Kandou F. 2019. Diversity of medicinal plants and their uses by the Sanger tribe of Sangihe Islands, North Sulawesi, Indonesia. Biodiversitas 20 621-631. The Sanger tribe is an indigenous tribe in Sangihe Islands, North Sulawesi, who still continue to use traditional medicinal plants. The objectives of this study were to document the diversity of medicinal plants and their general uses by the Sanger tribe in the selected villages of Sangihe Islands and to identify plants that have anti-cancer potential. The study was conducted with ethnobotanical approach using survey and interviews among 90 respondents selected from 9 study villages located in 3 sub-districts of Sangihe Islands. The study showed that 118 species of medicinal plants belonging to 47 families had been used by the Sanger tribe to treat 39 different types of diseases. Thirteen 13 species each were used for treating fever and ulcers, 12 species in the treatment of poisoning, 10 species each for cough and kidney diseases, 8 species for each of the diabetes mellitus and cancer or tumors, and 7 species each for itching, hypertension, physical injury and blood circulation disorders. For other diseases, the number of plant species used as medicines varied from 1 to 6. Leaves were the most predominantly used part for medicinal purposes as this was used in case of 73 species, followed by stems 37 species, roots 29 species, flowers 25 species, fruits 20 species and seeds 17 species. Twenty percent 20% of the recorded medicinal plants were consumed directly and others after different methods of processing and preparation, such as boiling 51%, crushing 15%, roasting 2%, soaking 16% and pasting 7%, and a species can be used more once. A utilization of Dischidia nythesiana as medicines for cancer/tumor by the Sanger tribe has not been reported M, Nisyawati, Pandiangan D. 2019. Medicinal plants used by the Batak Toba Tribe in Peadundung Village, North Sumatra, Indonesia. Biodiversitas 20 510-525. Research of the medicinal plants by the Toba Batak ethnic has limited, even though the globalization and modernization resulted to degradation of the local knowledge. The objectives of this study were i documentation of medicinal plants used in the traditional therapies by the Batak Toba tribe of Peadundung Village, North Sumatra, Indonesia, and ii analysing the data by quantitative ethnobotanical tools such as use value UV, cultural significance index CSI, relative frequency of citation RCF and informant consensus factor ICF to determine the cultural importance of medicinal plants in order to develop a tool for their conservation. Semi-structured interviews with 41 identified respondents was the methodology employed for qualitative data collection. A total of 149 medicinal species of plants, belonging to 131 genera and 55 families, were recorded in the study which are used in the treatment of 21 categories of ailments. Plants with the highest UV were Eurycoma longifolia UV= Curcuma longa UV= and Zingiber officinale UV= Eight species, namely Curcuma longa, Eurycoma longifolia, Allium cepa, Psidium guajava, Aleurites moluccanus, Piper betle, Citrus hystrix and Uncaria gambir were found to be having the highest RCF value of Eurycoma longifolia CSI=126, Curcuma longa CSI=112 and Zingiber officinale CSI = 105 emerged as the culturally most significant medicinal plants. Thrush and aphrodisiac use categories received the highest ICF of each because the informants agreed of using only a single species for each of these category. Eurycoma longifolia was used as an aphrodisiac whereas Averrhoa carambola was used against thrush. All these important and significant plants suffer the greatest harvesting pressure, hence their conservation should be given Terites is a traditional food of Batak Karo ethnic group, which is cooked with a juice of partly digested food chyme of slaughtered cattle. The stomach juice serves as a soup base, cooked together with certain wild and cultivated vegetables, aromatic herbs and possibly also meat. The objectives of this ethnobiological study were to describe terites preparation, document plant species used and to discuss possible implications for the human nutrition. Methods The data were gathered through individual interviews and group discussions with informants from 6 villages in Karo regency of North Sumatra. The plant specimens were collected in the field and identified taxonomically. Results A total of 29 plant species belonging to 17 families were used to prepare terites. The main rationale behind consuming this indigenous food was its perceived medicinal value, particularly for the treatment of digestive disorders. Karo people use several lesser-known wild food plants for preparation of this local specialty. To best of our knowledge, consumption of chyme in tropical Asia is so far unique solely to the Batak Karo people. The present ethnographic record of consuming chyme as a medicinal food is also discussed in the context of paleodietary reconstructions. Conclusion This extraordinary food heritage of Karo indigenous gastronomy, based on traditional knowledge, indicates rich foodscapes and bio-cultural diversity of the Batak Karo ethnic cultivation of plants in home gardens for self-sufficiency is a long tradition in Karo District, but the documentation of local knowledge about edible and medicinal plants in home gardens in Karo District is limited. This study aimed to i document the uses of the edible and medicinal plants in home gardens; ii to analyze the diversity of edible and medicinal plants in home gardens. Data were collected using the ethnobotanical surveys and interviews methods. The Shannon Weiner and Margalef indices were calculated to determine the diversity levels of medicinal and edible species in the home gardens of Karo ethnic. The surveys were conducted in 30 home gardens 7 villages, Karo District, North Sumatra. The 85 recorded species belonged to 43 families, and 73 genera were used as edible and medicinal plants. The plants studied in the home gardens used for human consumption were fruits, vegetables, spices, tubers and medicinal plants. Among 85 plant species growing in home gardens, 52 species were cultivated, and the rest were semi cultivated. Home gardens had the Shannon Wiener index ranging from to while Margalef index ranging from © 2017, Society for Indonesian Biodiversity. All rights AZ, Silalahi M, Pradana DH. 2017. Inventory and conservation plant of oke sou traditional ceremony; A welcoming tradition of maturity girl on the community of Lako Akediri Village, West Halmahera, Indonesia. Biodiversitas 18 65-72. Welcoming ceremony maturity girl oke sou is a hereditary tradition from Lako Akediri Village which believed effective in maintaining health and beauty of girl. Oke sou ceremony held when the girl gets her first menstruation. This preliminary research aims to document plant species used in oke sou ceremonies and to explain conservation behavior of community at Lako Akediri Village towards the used plant. The investigation was conducted twice, first on May-June 2014 resumed on October 2014. Ethnobotanical data were collected using semi-structured interviews method to a village shaman, traditional elders, and local women 30 respondents. Plant specimens collected from its habitat, made herbarium, and then identified. Recorded as many as 88 plant species from 78 genera belonging to 46 families used by community at Lako Akediri Village in oke sou ceremony. Rice Oryza sativa L. is the most mentioned plant by the local community 20 respondents. The most widely used families are Fabaceae and Lamiaceae, each family has 7 species. The highest source of plant in oke sou ceremony derived from cultivated which in total 37 species 42%. This number represents used plants in oke sou ceremony have been widely cultivated by Lako Akediri community. The results of this study will enrich database of local knowledge in Indonesia and become source of research object in developing natural ingredients for human on the local knowledge of medicinal plants by sub-ethnic Batak Simalungun of North Sumatra was conducted, using an ethnobotanical approach. The sample consisted of 8 key informants and 32 general respondents, who were grouped into two, namely those who were 30-50 years old and >50 years old. Data were analyzed both qualitatively by descriptive statistics and quantitatively by calculating the index of cultural significance ICS and the use value UVs. It was found that 239 species 170 genera, 70 families of medicinal plants were used to cure 18 kinds ofnatural diseases and 2 kinds of supra natural diseases. Almost half of those plants 119 species had leaves used as medicines. Among the diseases, gastrointestinal disorders had the highest number of medicinal plants used 72 species, followed by fever 64 species, and fractures 41 species. It seemd that younger generation had lost their knowledge in the medicinal plants because their knowledge of medicinal plants ± species was lower than the that of older generation ± species, while our key informants had the highest knowledge of medicinal plants among respondents ± species. © 2015, Society for Indonesian Biodiversity. All rights this work, a morpho-anatomical study of the leaves, stems and roots of Solanum torvum Sw. was performed with the objective of providing a macroscopical and microscopical morphodiagnosis for its characterization. The species is popularly called "jurubeba-branca" in the Northeastern Brazil and is used in folk medicine to treat liver diseases, tuberculosis, and as anti-anemic. Anatomical studies were done by paradermic sections of the leaf blade adaxial and abaxial surfaces, and cross sections of leaves blade and petiole, stems and roots. The sections were clarified and stained with safranin and/or astrablue, observed and photographed on light microscope. Histochemical tests were carried out in cross sections of leaves, stems and roots and assayed for specific reagents. The leaves are chartaceous, ovate to elliptic, with lobed margins, oblique at the base. The leaf is amphistomatic with anisocytic and anomocytic stomata simultaneously, and the epidermal cells, in face view, have anticlinal walls sinuate on the upper surface and wavy on the lower surface. The mesophyll is dorsiventral; the midrib has a central bicollateral vascular bundle; and the petiole has three or fourone. The stem shows external phloem, xylem, internal phloem and a parenchymatic pith. The root is axial and striate longitudinally and the secondary xylem is a massive cylinder. The macroscopical and microscopical vegetative characters constitute a set of diagnostic parameters to the studied do Rocio Duarte Maria DO CARMO DeburAlternanthera brasiliana L. O. Kuntze, Amaranthaceae is a Brazilian perennial herb employed as analgesic and anti- inflammatory in the traditional medicine. This work has analysed the morpho-anatomy of the leaf and stem, in order to supply knowledge to the medicinal plant identification. The botanical material was fixed, freehand sectioned and stained according to usual microtechniques. The leaves are simple, entire, decussate, oval-lanceolate and purple, presenting uniseriate epidermis, pluricellular non-glandular trichomes coated by papillose cuticle, anomocytic and diacytic stomata on both surfaces; the mesophyll is dorsiventral, with collateral vascular bundles and druses. The stem, in secondary growth, has the dermal system similar to the leaf; the angular collenchyma alternates with the chlorenchyma; it occurs druses and a cambial variant, consisting of concentrical arcs of extra-cambia outside the first cambium and aligned vascular bundles in the pith. *Correspondence
Dari Wikipedia bahasa Republic of indonesia, ensiklopedia bebas Kembang merak Caesalpinia pulcherrima Condition konservasi Risiko rendah IUCN 130102665 Taksonomi Divisi Tracheophyta Subdivisi Spermatophytina Klad Angiospermae Klad mesangiosperms Klad eudicots Klad core eudicots Klad Superrosidae Klad rosids Klad fabids Ordo Fabales Famili Fabaceae Subfamili Caesalpinioideae Tribus Caesalpinieae Genus Caesalpinia Spesies Caesalpinia pulcherrima Sw., 1791 Tata nama Basionim Poinciana pulcherrima en Kembang merak Caesalpinia pulcherrima adalah tanaman asli dari Asia dan Afrika.[ane] Selain indah, tanaman ini juga mempunyai khasiat yang banyak, misalnya sebagai obat untuk menstruasi yang tidak lancar, mata merah, diare, sariawan, perut kembung dan kejang panas pada anak.[2] [iii] Misalnya untuk diare, kulit batang kembang merak ditumbuk hingga halus kemudian diseduh dengan air hangat.[3] Meskipun begitu, wanita hamil tidak boleh menggunakan kembang merak sebagai obat.[3] Selain sebagai obat, kembang merak juga dapat membunuh serangga karena adanya hidrogen sianid gas beracun yang dimilikinya.[4] Tumbuhan ini bisa kita jumpai di taman-taman atau perkarangan rumah sebagai tanaman hias.[2] Kandungan kimia yang dimiliki oleh kembang ini cukup banyak, yakni tanin, gallic acid, resin, zat merah dan benzoic acid.[five] Pada daunnya terkandung alkaloid, saponin, tanin, glucoside, dan calcium oksalat.[5] Sementara pada kulit kayunya terkandung plumbagin, lumbagol, tanin, zat samak, alkaloid, saponin, dan calcium oksalat.[5] Perbanyakkan tanaman ini biasanya dilakukan dengan menggunakan bijinya.[five] Bentuk Tanaman [sunting sunting sumber] Batang [sunting sunting sumber] Tumbuhan ini merupakan perdu yang mempunyai tinggi two-4 meter serta mempunyai banyak cabang.[2] Kayunya berwarna putih dan padat.[ii] Daun [sunting sunting sumber] Daunnya sendiri merupakan daun majemuk yang mempunyai bentuk meyirip genap serta ganda dua dengan 4-12 pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang, berujung bulat, pangkal menyempit, tepi rata, dan permukaan atas berwarna hijau, sedang permukaan bawahnya berwarna hijau kebiruan dengan panjang ane-3,5 cm dan lebar 0,5-1,5 cm.[2] Pada malam hari daun akan menguncup.[2] Bunga [sunting sunting sumber] Tumbuhan ini memiliki bunga majemuk yang panjangnya fifteen-50 cm, warnaya merah atau kuning.[2] Mahkota bunganya bisa mengalami metamorfosis menjadi tabung mahkota.[6] Buah [sunting sunting sumber] Adapun buah dari kembang merak adalah kacang polong yang bentuknya pipih dengan panjang 6-12 cm dan lebar 1,five cm berisi ane-viii biji yang bisa kita makan.[2] Buah yang sudah tua akan berwarna hitam.[2] Galeri gambar [sunting sunting sumber] Kembang Merak dengan warna merah dan kuning Referensi [sunting sunting sumber] ^ Dalimartha, Setiawan 2008.Atlas Tumbuhan Obat Bunda. Hal 80 Jilid 5 ^ a b c d due east f g h i Wijayakusuma, Hembing 2000.Ensiklopedia Millenium Tumbuhan Berkhasiat Obat Insan Indonesia. Hal 87-90 ^ a b c Wijayakusuma, Hembing2008.Tumpas Hepatitis dengan Ramuan Bunda. Hal 57 Cet ane ^ Ong hean, Chooi 2008.Tanaman Hiasan Kahasiat Makan dan LumpurUtusan Publications. Hal 94 Cet 2 ^ a b c d Hariana, Arief 2008.Tumbuhan Obat dan jakartaPenebar Swadaya. Hal 30-31 Cet v ^ Ratnasari, Juwita 2007.Galeri Tanaman Hias Swadaya. Hal 12 Cet 2
caesalpinia pulcherrima merupakan contoh dari tumbuhan